Jihana Jihad Muslimah Rinti Sholiha: Bangkit dari Body Shaming Hingga Sukses Menjadi Makeup Artist Film Horor #InspirasiCantik

By Livia, Kamis, 21 Januari 2021 | 16:13 WIB
Jihana Jihad Muslimah Rinti Sholiha: Bangkit dari body shaming hingga sukses menjadi makeup artist film horor #InspirasiCantik. (dok.pribadi)

Sesekali pertanyaan-pertanyaan itu selintas masih muncul di benak Jihan ketika bertemu dan berbicara dengan orang lain.

“Itu terjadi karna masih tersisa sedikit rasa trauma dan tidak percaya diri akan penilaian orang lain kepadaku dan sampai sekarang aku masih terus berjuang agar trauma itu hilang total dari diriku,” jelasnya.

Baginya, pengalaman body shaming secara tidak langsung memfilter orang-orang yang toxic dari dirinya, meningkatkan rasa kepekaan dirinya dan semakinn mudah melihat niat seseorang saat ingin berteman dengannya.

“Beranjak dewasa aku mulai tertarik belajar make up, bagaimana cara mengoreksi kekurangan di wajah dan menonjolkan kelebihan yang aku miliki. Setelah mengenal makeup itulah kepercayaan diriku berangsur membaik,” ujar Jihan.

Kini dirinya secara perlahan tidak memikirkan omongan orang yang hanya mengkritik penampilannya saat sedang memakai makeup yang ia sukai maupun tidak menggunakan makeup sama sekali.

Jihana Jihad Muslimah Rinti Sholiha. (dok.pribadi)

Baca Juga: Yolanda Charine: Mengabdikan Diri Sebagai Bidan dan Relawan untuk Melayani Sesama #InspirasiCantik

Makeup dan Fashion yang Menjadi Ciri Khasku#InspirasiCantik

Bagi Jihan, makeup sudah menjadi separuh bagian dari dirinya.

Setiap kali merasa sedih, gelisah dan insecure melanda, bermain make up menjadi salah satu pelipur lara bagi Jihan.

“Ketika sedang galau, dada terasa sesak menahan kegelisahan dan mata berlinang air mata, cukup duduk di depan cermin, menyapukan kuas make up ke wajah seraya menyugesti diri sendiri bahwa aku kuat, aku cantik, itu sangat berhasil membuat perasaan jauh lebih baik,” ujar Jihan.

Tak jarang, Jihan merias wajahnya dengan gaya makeup antimainstream dari pikiran dan perasaannya yang sedang sedih, kacau dan gelap ia tuangkan menjadi sebuah karya.