Sebelum pandemi Covid-19 melanda, diceritakan Jihan dirinya bekerja sebagai beauty therapist pada sebuah salon di Yogyakarta, tempat asalnya.
Saat pandemi melanda, ia memilih bekerja di rumah dengan membuka jasa freelance make up dan spa (home service).
“Alasanku memilih pekerjaan ini tentu saja karna sejak lama tertarik dengan dunia makeup, bermula dari mencari gaya riasan yang cocok untuk wajah sendiri agar makin tampil percaya diri dan semakin menghargai diri sendiri, lalu aku berpikir pasti sangat menyenangkan jika aku membantu orang lain agar bisa tampil percaya diri juga dengan kemampuan yang aku miliki,” ujar Jihan.
Tak hanya aktif sebagai makeup artist, ia juga menjalani profesinya sebagai seorang terapis spa.
Meski masih berkaitan dunia tata rias, bagi perempuan cantik berusia 23 tahun ini setiap profesi yang dijalaninya memiliki pengalaman berharga dan tantangan tersendiri.
“Menjadi seorang terapis terkadang cukup berat dan menguras emosi serta energi karna bertemu banyak orang dengan berbagai karakter dan latar belakang yang berbeda, namun aku bahagia, seperti ada rasa kepuasaan tersendiri ketika melihat senyum merekah dari para pelanggan yang awalnya mereka lelah, letih dan lesu langsung menjadi segar dan bugar kembali,” ujar Jihan.
Proses Bangkit dari Body Shaming Sejak Kecil Hingga Saat Ini#InspirasiCantik
Di balik suksesnya seseorang pasti pernah merasa sedih akan suatu hal termasuk Jihan, narasumber #InspirasiCantik kali ini.
Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Jihan mulai menerima ejekan dan perkataan kasar yang sangat menyakitkan tentang fisiknya oleh teman sebayanya hingga semua itu terus berlanjut sampai ia dewasa.
Terlahir memiliki flek yang banyak di wajah dan tanda lahir membuat Jihan bertanya-tanya apakah kondisi fisiknya merupakan sebuah kesalahan besar sehingga dirinya pantas dipermalukan oleh orang sekitarnya.