Alami Body Shaming Sejak Duduk di Bangku SMP #InspirasiCantik
Mudah bagi orang yang memcemooh fisiknya untuk melupakan perkataan dan perbuatannya, namun masih teringat jelas body shaming yang ia alami sejak duduk di bangku SMP.
“Cukup berat bagiku untuk menjalani semua ini sendiri. Aku mengalami body shaming sejak SMP, dikatain jerawatan, hitam dan pendek sudah jadi makanan sehari-hari. Body shaming terus aku rasakan dan alami hingga lulus SMA,” ujar Eila mengawali kisahnya.
Tak mudah bagi Eila menjalani semuanya itu, namun apa daya teman-teman disekolahnya terus mencemoohnya hingga ia merasa sedih, putus asa dan tidak percaya diri.
“Sering banget diejek jarang cuci muka ya? Jarang luluran ya? Jarang minum susu ya? Berenang dong biar tinggi. Mereka semua tidak tahu perjuanganku bagaimana,” tuturnya penuh haru.
Di usianya yang masih remaja, Eila mengaku dirinya sulit untuk menemukan produk skincare atau bodycare yang cocok untuk mengatasi berbagai permasalahan kulitnya.
Mulai dari kulitnya yang berminyak dan berjerawat serta kulit tubuhnya yang kusam membuat Eila sempat mengalami krisis kepercayaan diri.
“Disaat orang lain tahu perjuanganku dalam memilih skincare atau bodycare, mereka tetap mengatakan hal buruk “nggak cinta sama diri sendiri ya?”, “Kalo item mah item aja nggak usah diputih-putihin”, terus aku harus apa?,” ujar Eila.
Sempat bersikap acuh tak acuh, beberapa orang justru menilai Eila tidak mencintai dirinya sendiri karena dianggap tidak peduli dan mau mengubah penampilannya.
Seiring berjalannya waktu, perkataan dari banyak orang yang sering ia dengar justru membuat Eila semakin sedih, terpuruk dan bingung harus bagaimana mengatasi masalah fisiknya dengan benar dan tepat.
Hingga pada suatu titik, wanita cantik berusia 20 tahun ini memutuskan untuk tidak memusingkan dan memikirkan lebih dalam perkataan orang lain yang dianggap hanya membuat dirinya stres.
Baca Juga: Lisa Evangelista: Kisah Inspiratif Tenaga Medis Covid-19 Sekaligus Pejuang Jerawat #InspirasiCantik