Stylo Indonesia - Insecure adalah salah satu perasaan yang dimiliki setiap orang.
Rasa insecure bisa datang dari siapa saja. Mulai dari diri sendiri hingga orang tak dikenal.
Yup, begitu kuatnya pikiran kita dan pengaruh orang lain dalam hidup kita, betul bukan, Stylovers?
Seperti yang kita ketahui, body shaming adalah salah satu sumber yang mengundang rasa insecure banyak orang.
Apalagi adanya standar kecantikan membuat banyak orang, terutama perempuan yang tidak sesuai merasa insecure.
Sering dianggap sepele, nyatanya rasa insecure memberikan dampak yang besar bahkan mengubah hidup seseorang.
Itulah yang dialami oleh Reisha Humairah, narasumber #InspirasiCantik kali ini yang sempat merasa insecure karena dianggap tidak sesuai dengan standar kecantikan.
Memiliki kulit sawo matang, bentuk tubuh yang curvy dan jerawat pada wajahnya membuat perempuan cantik yang akrab dipanggil Echa ini menjadi penyintas body shaming.
Tak tinggal diam, Echa membuktikan dirinya lebih dari perkataan sang pelaku body shaming dengan sibuk berubah menjadi versi terbaik dirinya dan mengukir prestasi.
Setelah menemukan rasa percaya dirinya dengan kecantikan dan keunikan yang dimilikinya, Echa berhasil menjadi beauty content creator dan menempuh pendidikan di sekolah impiannya.
Dari perempuan cantik kelahiran 13 Juni 2002 ini, Stylovers dapat belajar pentingnya menerima diri sendiri agar dapat fokus mengasah kelebihan sampai orang lain lupa dengan kelemahan kita.
Selain itu, Stylovers dapat belajar dari Echa mengatasi perilaku body shaming yang diterima perempuan asal Jakarta ini karena dianggap tidak sesuai dengan standar kecantikan dengan bijaksana.
Yuk, simak kisah inspiratif Reisha Humairah, narasumber #InspirasiCantik kali ini.
Perjalanan Jadi Beauty Content Creator Berawal dari Bermain Makeup Sejak Kecil #InspirasiCantik
Seperti kebanyakan anak perempuan pada umumnya yang suka mencoba merias dirinya menggunakan makeup sang ibu agar terlihat lebih cantik, begitu pula dengan Echa.
Berawal dari suka bermain makeup milik sang ibu, Echa menemukan passion dalam hidupnya.
Lahir di era digital, Echa pun memanfaatkan kemudahan mendapatkan informasi dari telepon genggamnya untuk belajar makeup.
“Bermodalkan internet dan mudahnya akses belajar makeup secara otodidak, aku mencoba mengeskplor diri aku lebih jauh dengan dunia kecantikan sejak remaja,” ujar Echa mengawali ceritanya.
Echa pun menggunakan akun Instagram pribadinya, @byhumairah13 sebagai platform untuk mengembangkan dirinya berkarier sebagai beauty content creator.
Berbagai macam jenis makeup telah Echa coba dengan percaya diri memancarkan kecantikan dan keunikan yang ia miliki setelah sempat mengalami body shaming.
“Percaya diri dengan kecantikan dan keunikan yang aku miliki, mau terus belajar menjadi beauty content creator yang lebih kreatif dan konsisten menjadi kunci kesuksesanku dalam berkarier,” tuturnya.
Bak usaha tidak mengkhianati hasil, akhirnya endorse dari berbagai produk kecantikan berdatangan untuk Echa.
Meski kini disibukan dengan kariernya sebagai beauty content creator, Echa tak melupakan pendidikan yang harus ditempuhnya.
Echa pun menceritakan alasan di baliknya memilih mengenyam pendidikan di sekolah kedinasan di bawah naungan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).
“Aku memilih sekolah di sekolah kedinasan yang pendidikannya itu semi militer karena aku tertarik di dunia militer dan dukungan dari orang terdekat membuat aku semakin semangat menimba ilmu di bidang yang aku sukai,” cerita Echa pada Livi Stylo.
Alami Body Shaming karena Dianggap Tidak Sesuai dengan Standar Kecantikan #InspirasiCantik
Semua orang pasti akan melintasi setiap musim dalam hidupnya, termasuk Echa, narasumber #InspirasiCantik kali ini.
Tak disangka Echa dirinya sempat menjadi penyintas body shaming dalam hidupnya.
“Punya kulit sawo matang, wajah berjerawat, berat badan berlebih dan memakai kacamata membuat aku sering mendapatkan perilaku body shaming dari banyak orang,” ujar Echa.
Hal itu diceritakan Echa membuat dirinya selalu mendapatkan komentar yang kasar dari banyak orang mengenai warna kulit dan bentuk fisiknya.
“Aku sering diejek karena warna kulitku, bentuk tubuhku disamakan dengan hewan yang berbobot besar, wajah aku yang tidak mulus dibandingkan dengan perempuan yang sempurna di mata mereka,” ujar Echa.
Awalnya, Echa bersikap tak acuh lantaran menganggap ejekan tersebut hanyalah sebuah candaan.
“Saat pertama kali hal itu terjadi, aku merasa biasa aja dan menganggap mereka bercanda saja, tapi makin lama kok makin keterlaluan ya dan dilakukan berulang kali,” ungkap Echa pada Livi Stylo.
Pada waktu kejadian tersebut berlangsung, diceritakan Echa memilih tidak merespon sang pelaku body shaming dengan amarah, emosi atau menghina kembali.
Sebaliknya, Echa memilih hanya tersenyum dan melupakan komentar negatif yang diyakini tidak sesuai dengan dirinya.
“Rasa sedih dan sakit pastinya ada di dalam hati, tapi aku tidak mau memendam adan overthinking. Aku mencoba menerima diri aku dan berusaha berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan maju dari sebelumnya,” tuturnya.
Bagi Echa, membalas perilaku body shaming yang dilakukan orang lain terhadapnya tidak membedakan dirinya dengan sang pelaku.
“Tidak ada hal positif yang kita dapat dalam jangka panjang dengan menghina kembali bentuk fisik atau apapun yang berhubungan dengan sang pelaku. Menurutku, balas dendam terbaik adalah membuktikan aku tidak seperti omongan mereka dengan fokus mengukir prestasi,” ujar Echa.
Pengalaman Berharga Menjadi Penyintas Body Shaming #InspirasiCantik
Bukan hal yang mudah untuk dilalui, menjadi penyintas body shaming pastinya memberikan pengalaman berharga dalam hidup Echa.
Tak dapat dipungkiri, Echa merasakan dampak negatif akibat body shaming yang sering diterimanya.
“Aku sempat tidak percaya diri saat harus berbicara dan bercerita di depan banyak orang. Selain itu, aku jadi selalu menyalahkan diri aku saat kondisi tidak berjalan sesuai yang aku atau orang lain inginkan,” ujar Echa penuh haru.
Ternyata, tak hanya dampak negatif yang Echa rasakan, rupanya ia juga mendapatkan hal positif dari pengalaman body shaming yang sering dialaminya.
“Setelah menerima kecantikan dan keunikan diri aku yang dianggap tidak sesuai standar kecantikan, pengalaman menjadi penyintas body shaming membuatku jadi lebih semangat mengubah diri menjadi lebih baik lagi dan lagi,” ungkap Echa.
Di tengah perjuangannya bangkit sebagai penyintas body shaming, Echa menyadari pentingnya untuk mencintai diri sendiri terlebih dahulu untuk bangkit dan support orang sekitar untuk membantunya semangat melewati semua hal yang terjadi dalam hidupnya.
Untungnya, Echa memiliki keluarga dan sahabat yang menerima dirinya apa adanya dan mendukung apapun keputusan dirinya untuk mencintai diri dan berubah menjadi lebih baik lagi.
Selain dukungan dari orang terdekatnya, Echa terinspirasi dari para influencer untuk lebih semangat menjalani hidup dan menunjukan versi terbaik dirinya.
Meski masih banyak orang yang masih memandang sebelah mata dirinya, namun hal tersebut tidak membuat Echa kembali minder.
Dari pengalaman ini, diearitakan Echa menjadi lebih mencintai dan merawat dirinya dengan baik untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan maju dari sebelumnya.
Pengalaman ini juga diceritakan Sri menjadi mengetahui orang yang tulus menerima dirinya apa adanya maupun sebaliknya.
Perempuan cantik yang hobi bermain badminton ini menyadari betapa berharganya pengalaman ini merubah cara pola pikirnya menjadi lebih bijaksana dan dewasa.
“Pengalaman body shaming membuatku mengenal, mencintai diri sendiri lebih baik lagi dan menghargai orang lain dengan segala perbedaan dan keunikan yang dimilikinya.,” tuturnya.
Efek positifnya aku menjadi semangat untuk memulai hari hari aku menjadi lebih baik, aku memiliki pacuan untuk merubah diri menjadi lebih baik, mengupgrade diri aku lebih baik lagi dan lagi.
Orang orang terdekat aku , orang tua, sahabat , kerabat , dan para influencer yang suka memberikan motivasi dan semangat kepada followersnya.
Makeup dan Fashion yang Menjadi Ciri Khasku #InspirasiCantik
Suka merias diri sejak kecil, makeup dan fashion pastinya menjadi dunia yang tak terpisahkan dalam hidup Echa.
“Dengan makeup dan fashion, aku bisa mengekspresikan diri lewat warna makeup, model busana, aksesoris, tas sampai sepatu yang aku pakai. Dari semua itu, aku bisa memperlihatkan perasaan dan kesan yang ingin aku tinggalkan pada orang yang aku temui saat beraktivitas,” ujar Echa.
Baginya, makeup dan fashion lebih dari itu. Keduanya menjadi bagian yang terpenting dalam hidupnya.
“Adanya dua hal tersebut membuat aku menjadi percaya diri dan memiliki aura yang lebih positif dan semangat menjalani aktivitas setiap hari,” ujar Echa.
Gaya makeup semi bold dirasa Echa paling cocok untuk mempercantik hingga menjadi ciri khas penampilannya.
Produk makeup dari brand Wardah, Emina, Maybelline, Pixy, Implora, Focallure, SASC, Mizzu menjadi favorit Echa untuk menyempurnakan penampilannya setiap saat.
Untuk mendapatkan tampilan makeup yang flawless, Echa memilih foundation dibanding bb cream atau base makeup lainnya agar ketidaksempurnaan pada wajahnya tertutup sempurna.
Tak lupa Echa menggunakan concealer yang sesuai dengan warna kulit atau satu tingkat lebih cerah untuk mendapatkan tampilan makeup yang flawless.
Bedak tabur menjadi kunci Echa agar riasan wajahnya tampak lebih flawless, halus, bebas kilap dan tahan lama.
Agar wajahnya terlihat proposional, Echa menggunakan face palette yang lengkap dan praktis untuk mempercantik penampilannya setiap saat.
Ia pun memiliki eyeshadow palette dari berbagai brand favoritnya untuk mendapatkan tampilan mata yang cetar.
Seperti beauty content creator pada umumnya, ia selalu menyesuaikan penggunaan perona bibir dari koleksi lipstiknya sesuai gaya makeup Echa.
Arti Cantik yang Sesungguhnya Bagi Reisha Humairah #InspirasiCantik
Sebagai narasumber #InspirasiCantik kali ini, seperti apakah arti cantik yang sesungguhnya bagi perempuan berzodiak Gemini ini?
“Dari pengalamanku, aku belajar cantik itu bukan soal punya bentuk fisik yang ideal tapi juga hati, akhlak yang baik. Cantik itu ketika perempuan nyaman menjadi dirinya sendiri, membiarkan orang mencintai dirinya dengan versi terbaik dirinya, bukan berusaha menjadi orang lain agar disukai dan dicintai,” ujar Echa.
Pernah mengalami body shaming yang kian dihadapi oleh banyak orang, kali ini Echa akan memberikan tips sekaligus pesan kepada Stylovers cara mengatasi body shaming yang dilakukan orang lain terhadap kita dengan tepat.
“Standar kecantikan itu bukan apa yang mereka bilang, buat, dan inginkan terhadap diri kita, tapi apa yang membuat diri kita nyaman, damai dan bahagia dengan diri kita. Bersyukur apa yang kita miliki bukan melihat apa yang belum kita punya adalah kunci untuk merasa cukup dengan diri kita. Pada dasarnya kita semua, perempuan itu cantik apapun warna kulitnya, bentuk wajahnya dan bentuk tubuhnya. Intinya, tinggal dirawat saja dan kecantikan kita akan terpancar dengan sendirinya tanpa perlu pengakuan orang lain,” tuturnya.
Bagi kamu yang juga ingin berbagi kisah atau cerita inspiratif lainnya dan ingin menularkan semangat positif kepada Stylovers lainnya, kamu boleh mengirimkan email ke stylo@gridnetwork.id atau DM ke Styloteam di Instagram @stylo.indonesia ya.
Dengan senang hati Styloteam akan bantu kamu membagikan semua hal positif bagi banyak orang.
Jangan takut untuk menjadi diri sendiri selama itu positif dan dapat membantu orang lain untuk berkembang.
Karena #SemuaBisaCantik adalah milik kamu, milik kita, dan milik semua wanita di dunia ini.
Semangat ya, Stylovers!(*)
#SemuaBisaCantik