Setelah mencintai dirinya sendiri, dirasakan perempuan cantik ini bisa fokus mengembangkan potensi dirinya hingga mendirikan rumah belajar Bahasa Inggris untuk anak-anak yang kurang mampu di sekitar tempat tinggalnya dulu dan menjadi guru volunteer di North Carolina, USA.
Pengalaman Berharga Menjadi Penyintas Body Shaming #InspirasiCantik
Banyak hal yang telah Cia lewati sebagai penyintas body shaming hingga memberikannya pengalaman berharga dalam hidupnya.
“Banyak orang salah kaprah soal asal saya karena standar kecantikan di Indonesia selalu digambarkan dengan kulit putih, rambut panjang, lurus dan langsing, sementara saya berbeda dari apa yang dibayangkan orang lain. Hal itu sering membuat saya lelah harus menjelaskan asal usul saya,” ujar Cia.
Di tengah perisakannya sebagai penyintas body shaming, ia menyadari pentingnya mencintai diri sendiri terlebih dahulu untuk bangkit dan support orang sekitar untuk membantunya semangat melewati semua hal yang terjadi dalam hidupnya.
Untungnya, Cia memiliki teman-teman yang mendukung apa saja keputusannya untuk mencintai diri sendiri dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Meski dirinya masih menerima perilaku body shaming, namun hal tersebut tidak membuat Cia kembali minder.
Dari pengalaman ini, Cia menjadi lebih mencintai dan merawat dirinya dengan baik untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan maju dari sebelumnya.
Diceritakan Cia, ia pun merasakan dampak positif dari pengalamannya sebagai penyintas body shaming.
Perempuan cantik yang hobi travelling ini menyadari betapa berharganya pengalaman ini merubah cara pola pikirnya menjadi lebih bijaksana dan dewasa.
“Saya menyadari bahwa mencintai diri sendiri itu sangat penting. Caranya, menghargai diri kita sendiri dengan bangga apa yang sudah Tuhan berikan kepada saya, serta menjaga kesehatan mental dan fisik. Itulah hal-hal yang saya selalu pegang semenjak kejadian mengecewakan yang saya alami selama menempuh pendidikan di Australia.,” ungkap Cia.