Tak hanya itu, Ike juga menceritakan perasaan bahagia yang mengalir saat mencoba mendorong dirinya menemukan passion barunya.
“Sangat menyenangkan dan membanggakan saat saya bisa berdiri berdampingan dengan para pemuda dari negara lain untuk menerima awards dalam sebuah konferensi internasional Februari lalu. Sangat mendebarkan tiap kali saya tampil di depan forum untuk berbagi banyak hal tentang kepenulisan,”ujar Ike.
Selain itu, Ike juga menceritakan bagaimana dirinya merasakan perubahan yang berhasil ia lakukan untuk menggapai cita-citanya sebagai guru dan penulis.
“Beberapa tahun silam, saat bertandang ke SMA almamater saya di Pematangsiantar, seorang guru wanita menepuk pundak saya. “Wah. Kamu sudah kena globalisasi ya,” ujar beliau sebab melihat banyak sekali perubahan dalam diri saya. Rasanya sangat menyenangkan,” cerita Ike dengan antusias.
Ike turut mengikuti ISCEF 2018 di Kuala Lumpur, Malaysia, JOINMUN di Yogyakarta, AWMUN II di Bangkok, Thailand, MUN Academy, berbagai lomba, seminar dan event diskusi lainnya.
Selain itu, Ike juga turut menjadi pengajar dari tingkat yang paling rendah hingga menjadi guru bagi peserta didik yang seusia atau lebih tua dengan dirinya.
Pengalaman tersebut mengajarkannya cara mengelola emosi, memanajemen kelas, menemukan cara agar apa yang ia sampaikan bisa diserap sebaik mungkin, berpikir kreatif dan tidak malu mengakui kesalahan kepada peserta didik.
“Motivasi terbesar saya menjadi pengajar dan penulis adalah keinginan berbagi. Rasanya tidak puas bila hanya tahu banyak hal tapi tidak membagikannya pada orang lain. Mengajar dan menulis membuat saya merasa bahagia,” ujar Ike.
Baginya, ada perasaan bahagia yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata setiap kali berbagi ilmu kepada masyarakat.
Alami Body Shaming Sejak Kecil Hingga Sempat Stres #InspirasiCantik
Tak peduli setinggi apapun pendidikanmu, seberapa hebat prestasimu, kamu pasti pernah merasa sedih.
Hal ini terjadi dengan Ike. Meski dirinya telah meraih prestasi demi prestasi yang ia ukir secara akdemis maupun di bidang humaniora, hal itu tak membuat dirinya lepas dari bullying hingga body Shaming selama bertahun-tahun hingga kini.
“Kurus banget, kayu berjalan, kurang vitamin dan rupa-rupa cemoohan lainnya. Mungkin akan terdengar biasa aja untuk kebanyakan orang. Namun itu sangat menyakitkan bagi saya seperti salah seorang guru SMA saya bilang begini, “Kamu itu terlalu kurus. Makanlah yang banyak.”, selain itu, Ibu juga menyuruh saya mengonsumsi berbagai jenis makanan penambah berat badan sebab beliau sendiri pun jengah dengan omongan orang-orang,” cerita Ike mengawali kisahnya.
Sejak saat itu, Ike pun mulai berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi saat dirinya mulai bekerja pada saat itu.
“Bukannya bertambah, berat badan saya justru berkurang yang awalnya 49 kg di akhir SMA turun menjadi 42 kg setelah lulus. Lalu saat ini hanya 37-40 kg bahkan pernah ke angka 35 kg, dengan tinggi badan saya 155cm,” ujar wanita cantik yang hobi menyanyi ini.