“Orang yang memiliki albinisme disebut albino. Saya tidak begitu tahu apa yang menyebabkan saya menderita albinisme. Namun, kelainan ini mungkin terjadi karena faktor genetik mengingat nenek buyut saya juga seorang albino,” ungkap Ana.
Perjalanan Berjuang Mencintai Diri Sendiri dengan Perbedaan yang Dimiliki #InspirasiCantik
Dirasakan Ana, perbedaan fisiknya sangat mempengaruhi dirinya saat beraktivitas sehari-hari.
“Terlalu banyak sinar matahari akan merusak kulit ultrasensitif saya. Saya juga menarik banyak tatapan ingin tahu saat berada di luar. Mungkin karena kebanyakan orang belum pernah melihat albino sebelumnya. Saya sering menjadi pusat perhatian, tetapi tidak secara positif. Saya juga sering ditanyai pertanyaan aneh, seperti apa yang dimakan ibu saya saat dia hamil sehingga saya terlahir sebagai albino. Bahkan, ada beberapa yang ingin berfoto dengan saya,” tuturnya.
Tak hanya itu, beberapa temannya di sekolah mengungkapkan mereka tidak merasa nyaman dengan perbedaan yang dimiliki Ana.
“Mereka memberi saya julukan yang menyakitkan seperti "turis yang tersesat ke desa" atau "mayat berjalan". Ketika saya mendengar ejekan mereka, saya menangis dan tidak dapat menerima kondisi saya. Meski saya tahu bahwa perbedaannya adalah secara fisik, saya tidak dapat memahami mengapa orang-orang bereaksi seperti itu kepada saya,” cerita Ana penuh haru.
Untungnya, Ana dapat menemukan teman sejati di luar lingkungan sekolahnya yang tidak melihat atau memperlakukan dirinya secara berbeda dengan orang lain.
Akhirnya, Ana juga tidak merasa sendirian lagi dengan perbedaan yang dimilikinya berkat teman-temannya di Komunitas Albino Indonesia.
Melalui komunitas ini, Ana senang dapat mengenal orang lain seperti dirinya yang dapat berbagi cerita, bertukar nasihat dan saling menyemangati satu sama lain.
“Saya juga berterima kasih kepada orang tua yang dengan sabar mendengarkan perjuangan saya dan terus mengingatkan saya bahwa saya tidak berbeda dengan teman-teman saya. Saya masih dapat melakukan semua hal yang mereka bisa lakukan,” pesan Ana kepada orang tua tercinta.