Anatasya Patricia Kilis: Belajar Arti Mencintai Diri Sendiri yang Sesungguhnya Sebagai Gadis Albino Pejuang Body Shaming #InspirasiCantik

By Livia, Kamis, 29 April 2021 | 16:25 WIB
Anatasya Patricia Kilis: Belajar arti mencintai diri sendiri yang sesungguhnya sebagai gadis albino pejuang body shaming #InspirasiCantik. (dok.pribadi)

Stylo Indonesia - Setiap perempuan terlahir memiliki kecantikan dan keunikannya masing-masing. 

Sebagai makhluk sosial, terutama perempuan, melihat adanya perbedaan yang mencolok pada orang lain dapat menimbulkan perhatian dan reaksi berlebihan. 

Ditambah standar kecantikan yang selalu menyamaratakan bahwa perempuan yang cantik adalah  berkulit putih, memiliki rambut panjang lurus dan tubuh yang langsing.

Alhasil, banyak perempuan yang tidak sesuai dengan standar kecantikan dan memiliki perbedaan terlalu mencolok akhirnya menerima perilaku body shaming.

Maka dari itu, pentingnya mencintai diri sendiri yang kini semakin disuarakan oleh banyak orang hingga menjadi kampanye bahkan slogan perusahaan.

Meski mencintai diri sendiri gampang diucapkan, namun nyatanya hal tersebut sulit untuk dilakukan, terlebih memiliki perbedaan yang mencolok sejak lahir.

Yup, hal itulah yang dialami Anastasya Patricia Kilis, narasumber #InspirasiCantik kali ini yang terlahir dengan kondisi albino.

Memiliki perbedaan warna kulit yang mencolok dengan orang lain membuat perempuan cantik keahiran 03 Mei 2002 ini merasa insecure akibat sering menerima perilaku body shaming sejak kecil.

Hingga pada suatu titik, perempuan cantik yang akrab dipanggil Ana ini memutuskan untuk menerima dan mencintai dirinya sendiri.

Dengan mencintai dirinya sendiri, kini Ana berubah menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan fokus mengembangkan potensi dirinya. 

Dari Ana, Stylovers dapat belajar dari pengalaman hidupnya bahwa insecure dan membenci diri sendiri tidak akan memberikan dampak yang baik dan positif bagi kehidupan kita.

Selain itu, Stylovers juga bisa belajar lebih menghargai diri sendiri dari pengalaman Ana menghadapi perilaku body shaming yang dialaminya sejak kecil.