“Waktu masuk kuliah, aku dikatain dekil dan tidak terawat. Ketiga kejadian inilah yang tidak bisa aku lupakan hingga membuatku depresi,” kenang Lina penuh haru.
Berhasil melewati titik terendah dalam hidupnya, tidak butuh waktu lama bagi Lina untuk bangkit dari keterpurukannya.
“Menurutku yang bisa membayar bullyan dan omongan yang merendahkan dengan membuktian bahwa aku mampu menjadi lebih baik dari yang mereka kira. Aku bersyukur atas apa yang Allah ijinkan sepenuhnya pada diriku dengan mulai menerima diri sendiri seutuhnya,” ujar Lina.
Ada banyak jalan menuju Roma. Yup, itulah istilah yang tepat menggambarkan bagaimana perempuan cantik kelahiran Ciamis ini mengatasi body shaming yang dialaminya.
“Aku merasa mungkin suaraku memang fals saat bernyanyi tapi ketika digunakan untuk berbicara sebagai public speaking ternyata banyak yang suka. Untuk masalah berat badan, terutama masalah teater, ternyata aku bisa membuktikan bahwa diriku mampu hingga berhasil meraih juara 2 kategori aktor/aktris terbaik di acara Pasanggiri Monolog Basa Sunda se Jawa Barat yang diadakan oleh PAMASS UNPAD. Untuk masalah dekil dan tidak terawat aku mulai mengatasinya dengan belajar mengenal skincare, latihan merias wajah sendiri dari Youtube sampai akhirnya aku bisa menjadi makeup artist untuk acara tunangan klienku,” cerita Lina dengan antusias.
Baca Juga: Yolanda Charine: Mengabdikan Diri Sebagai Bidan dan Relawan untuk Melayani Sesama #InspirasiCantik
Pengalaman Body Shaming Jadi Inspirasi Berbisnis Fashion Big Size #InspirasiCantik
Memiliki tubuh yang gemuk sejak kecil membuat Lina sadar bahwa kondisinya rentan terkena penyakit.
“Aku sama sekali tidak membetulkan bahwa gemuk itu tidak masalah, aku sadar bahwa jika gemuk apalagi obesitas lebih rentan terkena penyakit dan tidak sehat. Yang mau aku tekankan jangan mengasihani dengan membatasi diri seolah-olah memiliki bentuk tubuh yang gemuk tidak bisa melakukan apapun. Aku ingin semua perempuan tetap percaya diri dan berjuang dengan bakat yang kita miliki,” ungkap Lina.
Pernyataan body shaming yang pernah dilontarkan orang-orang di sekitarnya membuat Lina justru semakin mengenali kelebihan dan kekurangan dirinya dengan baik.
Dari pengalaman buruk tersebut, ia justru semakin belajar mencintai diri sendiri dan memilih untuk fokus mengembangkan bakat dan cita-citanya sebagai pengusaha yang sukses.
Berangkat dari pengalaman body shaming dan ingin menjalani passionnya di bidang fashion serta memiliki impian pensiun di usia muda membuat Lina menghabiskan waktunya dengan berbisnis.