Pada konseling online sesi 1, masing-masing penyintas telah diberikan beberapa pertanyaan yang harus diisi setiap harinya seperti menyebutkan 5 kebaikan yang telah dilakukan, 5 orang yang telah ditolong, dan lain sebagainya.
Hal itu bertujuan agar para penyintas sadar bahwa dirinya memiliki value yang luar biasa bagi orang-orang di sekelilingnya.
Nah, pada konseling online sesi 2 ini Psikolog Ayoe Sutomo meminta penyintas untuk memberikan ulasan dari jurnal yang telah penyintas tulis selama satu bulan.
Melati (nama samaran), salah satu penyintas yang ikut pada konseling online "Stop Beauty Shaming" sesi 2 ini mengaku setelah mengikuti konseling online sesi 1 dan menulis jurnal setiap hari, dirinya lebih sering bersyukur, menerima dirinya, serta meluangkan waktu untuk melakukan 'me time'.
Hal ini tentunya sangat diapresiasi oleh semua orang yang hadir di konseling online "Stop Beauty Shaming" sesi 2 ini, terlebih oleh Psikolog Ayoe Sutomo.
Psikolog Ayoe Sutomo membenarkan apa yang dikatakan oleh Melati, menurutnya 'me time' merupakan salah satu hal yang paling utama untuk mengatur emosi pada diri serta orang lain.
Psikolog Ayoe Sutomo juga menambahkan bahwa 'me time' bukanlah suatu hal yang salah dan egois, 'me time' justru hal yang paling baik untuk dilakukan jika dirasa emosi kita sedang tidak stabil atau harus menenangkan diri, karena dengan 'me time' kita dapat mengenal diri kita sendiri lebih dekat lagi.
Sebelum acara berakhir, para penyintas dipersilahkan untuk mengisi worksheet yang telah dibuat oleh Psikolog Ayoe Sutomo.
Pengisian worksheet tersebut bertujuan agar penyintas mengenal yang dinamakan emotional button.
SPOTLIGHT Indonesia 2024, Il Teatro Della Moda Indonesia Pamerkan Karya Busana Perpaduan Seni Kerajinan Italia dan Budaya Indonesia
KOMENTAR