Simak Penjelasan Psikolog Soal Beauty Shaming dan Efeknya Terhadap Kesehatan Mental, Jangan Anggap Remeh!

By Cerysa Nur Insani, Selasa, 24 November 2020 | 15:45 WIB
Simak Penjelasan Psikolog Soal Beauty Shaming dan Efeknya Terhadap Kesehatan Mental, Jangan Anggap Remeh! (www.freepik.com)

Stylo Indonesia - Stylovers, apakah sebelumnya kamu sudah pernah mendengar soal beauty shaming?

Secara umum, beauty shaming bisa diartikan sebagai kegiatan mempermalukan orang lain karena kondisi fisik atau penampilan mereka.

Jika kamu belum akrab dengan istilah beauty shaming, mungkin kamu sudah lebih dulu akrab dengan ucapan-ucapan seperti ini:

“Waduh, gendutan ya sekarang...”

“Jerawatnya kok banyak banget? Cuci muka enggak, sih?”

“Kulitnya gelap banget, kebanyakan main layangan nih!”

Jika kamu pernah mendengar kalimat serupa dengan contoh di atas, itulah contoh beauty shaming yang memang sudah banyak terjadi dan dialami oleh banyak orang.

Namun, seringkali beauty shaming dianggap sebagai sesuatu yang remeh dan sudah biasa.

Baca Juga: Psikolog Ayoe Sutomo Soroti Eratnya Hubungan Psikologi dengan Semua Aspek Kehidupan

Padahal, beauty shaming bukan ucapan iseng belaka karena bisa berdampak terhadap kesehatan mental orang yang mendengarnya, lho!

Ayoe Sutomo, M.Psi., Psikolog. seorang psikolog anak, remaja, dan keluarga menjelaskan soal gentingnya permasalahan beauty shaming dan efeknya terhadap kesehatan mental.

Ayoe Sutomo, M.Psi., Psikolog (www.instagram.com/ayoesutomo)

“Aku sempat baca ada satu riset yang dilakukan oleh salah satu brand kecantikan di Indonesia yang bilang bahwa 62 persen perempuan di Indonesia pernah mengalami body shaming. Jadi itu kan angka yang besar sekali,” ujarnya.

Selain itu, tak sedikit pula jurnal penelitian dari luar negeri yang menyampaikan banyaknya permasalahan psikologis yang berhubungan dengan pengalaman beauty shaming.