Kemudian desainer yang datang dari kota lain datang ke Seventh Avenue seperti Oscar De La Renta.
Keempatnya, di antara banyak lainnya, berlokasi di 550 Seventh Avenue. Dan menjadi brand fashion besar-besaran yang menjual miliaran produk mereka.
Lingkungan di tengah Manhattan yang hanya membutuhkan 10 menit berjalan kaki dari ujung ke ujung inilah yang menjadi alasan mengapa New York menjadi ibukota mode.
Akankah Kota New York Tetap Menjadi Ibu Kota Mode?
Jika dilihat sekarang, Distrik Garmen tidak lagi semarak dulu. Distrik Garmen tidak lagi menjadi pusat mode di Kota New York, yang sejak tahun 1990-an telah tersebar di lima wilayah.
Saat ini terdapat 1.568 perusahaan manufaktur garmen dengan sekitar 22.000 karyawan. Tetapi semakin banyak dari mereka hanya melayani desainer skala kecil dan klien ritel.
Bersamaan dengan itu perancang busana skala kecil mendirikan toko mereka di tempat-tempat seperti Astoria, Queens dan Williamsburg, Brooklyn.
Dengan maraknya Instagram, kebutuhan akan toko fisik menjadi kurang penting karena desainer dapat melayani pelanggan mereka secara langsung.
Namun tak bisa disangkal, New York terus menjadi ibu kota mode. Menyelenggarakan salah satu Fashion Week terbesar dua kali setahun, dan menjadi markas besar banyak brand fashion global.
Tetapi dengan kebangkitan ekonomi negara-negara dunia ketiga yang sebelumnya bersaing di pasar global, New York memiliki persaingan, seperti halnya Prancis, London, Milan, dan Tokyo juga.
Namun, sejarah tak bisa menyangkal bahwa New York menjadi rumah untuk Fashion Week pertama diadakan pada tahun 1943.
Selain itu, New York juga dinobatkan sebagai 2014 Top Global Fashion Capital, mengalahkan Paris dan London.
Nah, itu dia Stylovers keunikan New York sebagai kota mode di Amerika yang pernah menggeser Paris. Menarik, bukan? (*)
KOMENTAR