Stylo Indonesia - Ada berbagai istilah genre dalam dunia fashion yang menggambarkan proses produksi mereka, salah satunya adalah slow fashion.
Bisa ditebak, slow fashion memiliki karakteristik yang bertolak belakang dengan fast fashion yang sudah lebih umum dikenal.
Slow fashion lahir sebagai sebuah inovasi sekaligus langkah menuju sustainable fashion di tengah cepatnya arus tren di dunia mode.
Apakah Stylovers sudah tahu apa yang dimaksud dengan slow fashion?
Dilansir dari journalism.co.uk, inilah penjelasan mengenai apa itu slow fashion dan apa bedanya dengan fast fashion.
Baca Juga: ISEF 2020 Menghadirkan 164 Desainer dengan Total 720 Busana Selama Empat Hari!
Sebelumnya Stylovers mungkin sudah lebih dulu familiar dengan istilah fast fashion dalam dunia mode.
Fast fashion adalah proses yang biasanya mengikuti dan memproduksi ulang berdasarkan tren dari desainer ternama di runway.
Produk fast fashion biasanya sering digunakan oleh orang-orang yang sadar fashion tapi ingin menggunakannya dengan harga murah.
Fast fashion dapat merancang hingga 11 koleksi berbeda dalam setahun. Biasanya hanya membutuhkan waktu sekitar 2 minggu dari tahap desain ke produksi hingga produk bisa dijual.
Berkat fast fashion, setiap orang mampu mengenakan pakaian dari tren terkini. Fast fashion juga mengandalkan harga yang rendah.
Untuk menghasilkan produk berjumlah banyak dalam waktu yang lebih singkat, suplai fast fashion tentunya harus menggunakan bahan yang murah meriah.
Ditambah lagi harus menggunakan proses manufaktur atau produksi pabrik yang murah meriah juga.
Di sisi lain, slow fashion memiliki satu tujuan, yaitu merancang, membuat, dan membeli pakaian agar tahan lama dan berkualitas.
Slow fashion mempertimbangkan bagaimana proses pakaian dibuat dan bahan yang digunakan. Semua proses ini harus dijalankan dengan etis tanpa mengorbankan kualitas.
Baca Juga: Arti Istilah Busana Pret-a-Porter atau Ready to Wear dalam Dunia Fashion, Fashionista Wajib Tahu!
Perbedaan Fast Fashion dan Slow Fashion
Industri fashion adalah salah satu industri yang paling berkembang dan menguntungkan di dunia.
Nilainya sekitar USD 1,2 triliun per tahun. Faktanya, sulit untuk tetap mengikuti tren yang terus berubah setiap musim. Hal ini karena industri fashion terus berubah dan berkembang.
Fast fashion dan slow fashion memainkan peran dalam gaya pakaian yang tersedia untuk dibeli. Tetapi hanya sedikit orang yang mengetahui perbedaan khusus di antara keduanya.
Berikut adalah beberapa elemen yang memisahkan antara fast fashion dan slow fashion.
Bahan
Pakaian yang dirancang melalui fast fashion seringkali diproduksi dari bahan berkualitas rendah.
Sedangkan slow fashion memilih kain yang sebagian besar berkualitas lebih tinggi.
Volume
Brand fast fashion membuat volume pakaian yang lebih besar. Mereka juga memperkenalkan beberapa gaya baru secara teratur di setiap musimnya.
Industri slow fashion hanya menghadirkan satu gaya baru setiap musim. Oleh sebab itu, slow fashion menciptakan volume pakaian yang lebih rendah.
Ukuran Industri
Industri fast fashion sedang berkembang pesat. Industri ini memiliki nilai sekitar USD 1,2 triliun setiap tahun.
Baca Juga: 3 Inspirasi Fashion Hijab yang Cocok untuk Tampilan Kece di Musim Hujan
Sedangkan slow fashion berukuran lebih kecil. Slow fashion cenderung didukung oleh pengusaha berskala kecil.
Keberlanjutan
Fast fashion mendapatkan namanya dari kecepatan produksi pakaian untuk toko-toko besar.
Slow fashion dibuat dengan kecepatan yang jauh lebih lambat. Industri ini bekerja untuk membentuk lingkungan yang berkelanjutan bagi tenaga kerjanya.
Nah, itu dia Stylovers penjelasan mengenai apa itu slow fashion di tengah cepatnya arus tren dunia mode. Apakah kamu tertarik dengan konsep slow fashion? (*)
Gaya Anggun Cantik Tiara Andini Saat Raih Penghargaan Indonesian Music Awards 2024
KOMENTAR