Memiliki tubuh yang kurus, tak mudah bagi Ike untuk menemukan pakaian berukuran pas hingga membuat dirinya stres akan hal tersebut.
“Saya juga terlihat buruk saat mengenakan celana-celana ketat, skinny jeans misalnya. Apalagi paling menyakitkan waktu itu diteriaki di kampus dan disaksikan banyak mahasiswa “Ike, kamu tuh kayak boneka kayu pakai celana begitu.” Saya tidak bisa lupa dengan kejadian tersebut. Dunia saya terasa runtuh, image dan wibawa serasa anjlok seketika. Saya masih ingat rasa panas di pipi saat itu memerah karena malu, marah, ingin melawan tapi tak ingin terlihat kekanakan,” cerita Ike dengan Livi Stylo.
Perjalanan Mencintai Diri Sendiri dari Pengalaman Body Shaming #InspirasiCantik
Bullying dan body shaming masih dialami oleh Ike hingga saat ini, namun hal tersebut tidak membuatnya menjadi pribadi yang lemah dan mudah berputus asa.
Meski perkataan dari orang lain sulit menghilang dari pikirannya, ia justru menjadikan perkataan orang lain sebagai bahan untuk menginstropeksi diri, belajar bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan bereksperimen dengan berbagai macam gaya fashion yang cocok untuk bentuk tubuhnya hingga menjadikannya sebagai inspirasi bisnis.
“Saya belajar menjahit dan terbiasa mengecilkan ukuran pakaian-pakaian saya. Kedepannya, saya justru ingin membuat label sendiri, berbagai outfit yang mengakomodir kebutuhan petite women semacam saya ini yang dibuat dari bahan kombinasi kain etnik, I am no longer that ugly duck,” cerita Ike dengan antusias.
Dari pengalaman body shaming yang dialaminya membuat Ike belajar untuk menerima segala kelebihan dan kekurangan yang dianugerahkan Tuhan kepada dirinya.
“Tuhan menciptakan kita sebagai paket yang sempurna, setiap manusia dikaruniai kekurangan dan kelebihan. Berat badan mungkin salah satu kelemahan saya, tapi bukan berarti dunia saya harus kelabu melulu. Tuhan pasti menganugerahi saya hal lainnya sebagai kelebihan yang patut saya gali dan kembangkan. Saya menganggap masalah berat badan sebagai sesuatu yang berada di luar kendali saya, yang saya tak perlu terlalu pusingkan selama saya masih sehat, mampu beraktifitas dan membawa dampak baik bagi sekitar,” ujar Ike penuh haru.
Baca Juga: Belajar Kembangkan Brand Kuliner Lokal dari Cokelat nDalem di WeLearn Online Training
Bagi Ike, menyadari kelemahan dan kelebihan diri sangat penting sebagai wujud pengelolaan emosi dalam diri.
“Hal itu pula yang memampukan saya bersikap biasa saja sekarang, merendahkan diri hingga tak sedikitpun yang tersisa untuk direndahkan oleh orang lain,” ujar Ike pada Livi Stylo.
Meski begitu, diakui orangtua Ike masih terus berharap anaknya bisa menambah berat badan agar tidak lagi jadi menjadi bahan cemoohan orang lain.
“Saya tahu mereka amat menyayangi saya, tapi saya lebih kuat dari yang mereka kira. Saya percaya, pada dasarnya kita memiliki kekuatan dalam diri untuk memulihkan setiap rasa sedih sendiri-sendiri. Sering-sering refleksi untuk intropeksi diri, dan banyak bersyukur, adalah kunci,” ungkap Ike.
Makeup dan Fashion yang Menjadi Ciri Khasku #InspirasiCantik
Sebagai wanita karir yang menjalani aktivitas padat sehari-hari, Ike selalu memastikan dirinya tampil cantik dan modis setiap saat.
“Saya adalah salah satu orang yang percaya bahwa makeup dan fashion adalah sarana untuk menampilkan kecantikan kita yang unik tanpa harus mengubahnya menjadi seseorang yang lain,” ujar anak sulung dari tujuh bersaudara ini.
Baginya, momen merias diri dan memadupadankan pakaian sebelum beraktivitas setiap hari dapat membangkitkan mood serta membuat dirinya merasa lebih cantik dan spesial.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Spotlight 2024, AM By Anggiasari X MANIKA Luncurkan Koleksi Causality untuk AM Autumn Winter 2024-2025
KOMENTAR