Keesokan harinya yaitu pada tanggal 21 Februari 2020, angka kasus COVID-19 di Italia melonjak menjadi 16 orang hingga pemerintah menetapkan lockdown pada 11 kota di sekitar zona outbreak.
Pada tanggal 24 Februari 2020 angka kasus sudah mencapai 227 dan pemerintah mulai meliburkan sekolah dan universitas hingga tanggal 1 Maret 2020.
Dalam keadaan ini, masyarakat Italia belum juga sadar kondisi genting yang mereka hadapi.
Liburnya sekolah dan universitas justru membuat banyak warga bepergian dan berlibur ke daerah lain di negara Italia, membuat penyebaran semakin mungkin terjadi.
Memasuki bulan Maret 2020 kasus positif COVID-19 di Italia telah mencapai 1694 kasus dengan 52 orang korban meninggal dunia tetapi masyarakat masih menanggapi dengan cukup santai.
Di minggu pertama Maret 2020, angka kasus positif COVID-19 di Italia melonjak menjadi 5883 kasus, tetapi aktivitas di daerah yang belum menetapkan lockdown masih berjalan normal tanpa ada perubahan.
Pada 8 Maret 2020 Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menetapkan lockdown di 25% area Italia serta mulai menerapkan social distancing atau pemberian jarak sebesar 1 meter antar setiap orang,
Pemberitahuan mengenai lockdown yang diberitakan semalam sebelumnya justru memicu 10.000 orang dari zona merah meninggalkan tempatnya dan menyebar ke kota-kota lain dalam semalam, kejadian ini justru mempercepat penyebaran virus ke hampir seluruh daerah di Italia.
Tika Gilang, Geluti Dunia Marketing dan Branding Hingga Jadi Kandidat PhD Lancaster University
KOMENTAR