Stylo.ID - Sejatinya istilah gemuk, gendut, jelek, hitam, dan lain sebagainya hanyalah stereotip semata.
Begitu mudahnya kita atau kamu atau mungkin orang lain melabelkan diri kita atau orang lainnya dengan perkataan yang tidak pantas.
Ya, “Tidak Pantas!”, kenapa? Sebab, siapa kita atau siapa kamu yang merasa berhak untuk mengukuhkan dirimu ‘Lebih’ dari orang lain, sementara kita saja sebagai seorang manusia masih memiliki kekurangan fisik.
Ok, kasus body shaming sudah begitu mengakar dan meresahkan siapa saja, terutama para wanita yang dengan begitu mudahnya tersudutkan oleh komentar mengenai fisik dari sekelilingnya.
Baca Juga: Octaviani Morgalita: Dibully dan Dijauhi Bahkan Dihina Karena Wajah Berjerawat #InspirasiCantik
Mengerikannya lagi, kasus body shaming justru sudah dimulai sejak seseorang masih kecil di bangku sekolahnya.
Padahal, perkataan atau komentar atau perlakuan buruk apapun mengenai orang lain apalagi terkait fisiknya mampu menciptakan goncangan psikologis hingga peristiwa traumatis yang tak jarang berlangsung hingga ia dewasa dan menua.
Mirisnya lagi Stylovers, body shaming yang dialami seseorang pun dapat melumpuhkan produktivitas dan kemampuan sosiologisnya dalam beradaptasi di lingkungannya, baik di rumah, sekolah, kampus, kantor dan lainnnya.
Ini adalah kisah Vania Via Eustasia, wanita kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah yang pernah dibully karena memiliki warna kulit dan bentuk tubuh yang tak sesuai dengan standar kecantikan pada umumnya.
Masa Kelam di Bangku SMA Dibayang-bayangi Karena Obesitas dan Warna Kulit Gelapku
Kisah Vania bermula dari pengalaman tidak mengenakan saat menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas.
Masa-masa itu adalah waktunya bagi remaja seusia Vania mengalami pertumbuhan remaja atau pubertas.
“Saat duduk di bangku SMA, aku memiliki berat badan mencapai 81 kg dengan tinggi 170cm, waktu itu ada ahli gizi yang datang ke sekolahku dan aku dinyatakan obesitas,” ujar Vania mengawali kisahnya.
Setelah didiagnosis mengalami obesitas, Vania mulai mempunyai masalah percaya diri hingga masalah kesehatan yaitu penyumbatan saluran pernafasan yang membuat dirinya kesulitan untuk bernafas saat melakukan berbagai aktivitas.
Saat itulah ia sadar harus mulai memperhatikan kondisi kesehatannya di usia yang masih sangat belia.
Selain alasan kesehatan, keinginan untuk bisa percaya diri memakai rok span seperti teman-teman lainnya juga menjadi motivasi sendiri lebih bagi Vania.
“Aku memutuskan untuk diet secara sehat seperti mengurangi porsi makan dan mengikuti banyak kegiatan di sekolah agar aktif bergerak,” cerita wanita yang lahir tahun 1998 ini.
Namun, seiring dengan berjalannya kegiatan sekolah di luar ruangan yang diikuti Vania, warna kulitnya justru mulai menggelap akibat sinar matahari sehingga menjadi sasaran empuk bully-an teman-temannya.
“Insecure selalu menghampiriku setiap hari karena teman-teman hanya mau berteman dengan yang cantik saja, tidak seperti aku yang gemuk dan hitam,” cerita mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro ini.
Dirinya mengakui hal itu terjadi karena Vania tidak merawat kulitnya dengan baik, pada saat itu ia hanya memakai deodoran, parfum, dan bedak tabur saja.
Pernah Rapuh Karena Terus Dibully, Namun Tetap Berusaha Kuat
“Sejujurnya aku trauma ketika mengingat hal tersebut, terutama mereka yang pernah mengejek aku kayak ‘lo gak mungkinlah jadi putri-putrian, mereka selalu memandang rendah aku dan mengatakan aku tak bisa apa-apa,” cerita Vania kepada Livi Stylo lewat aplikasi pesan singkat.
Namun, Vania mengaku tidak mengambil hati ejekan tersebut dan tidak membiarkan ejekan membuatnya putus asa, dirinya justru memilih untuk bangkit dari masa lalunya yang kelam.
Ia mulai berintrospeksi diri dan menyadari bahwa selama ini Vania tidak cukup menghargai dan mencintai dirinya sendiri.
Vania memutuskan untuk menjalani dietnya lagi secara perlahan, terutama karena di tahun 2018 dirinya sempat mengalami suatu kejadian.
“Waktu itu aku putus setelah berpacaran 2,5 tahun, itu rasanya down banget dan bingung banget merasa ada yang hilang sampai tidak makan dan tidak mempedulikan kondisiku,” ujar Vania.
Setelah kejadian itu, anak sulung dari empat bersaudara ini semakin menyadari ia tidak mencintai dirinya sendiri dan memutuskan untuk menjalani diet sehat yang kesekian kalinya.
Berhasil menurunkan berat badan dari 81 kg ke 59 kg, ia juga merawat kulitnya dengan menggunakan skincare hingga warna kulitnya kembali cerah seperti sekarang ini.
Selain itu, ia juga mulai terbuka dengan menceritakan kisah sedihnya kepada keluarganya karena menyadari waktunya bersama keluarga telah banyak berkurang karena sempat menjalin kasih.
Sumber Kekuatanku Adalah Tuhan dan Keluarga
Di saat sedang terpuruk Vania mulai mendekatkan dan menceritakan semua keluh kesahnya kepada Tuhan dan keluarganya.
“Keluarga adalah sumber kekuatanku untuk menghadapi segala masalah dalam hidup ini, mendekatkan diri kepada Tuhan lewat doa, pujian, dan penyembahan semakin menyadarkan aku untuk harus mencintai diri sendiri dan bahagia,” ujar Vania yang juga bekerja sebagai freelance model.
Dalam perjalanan mencintai dirinya sendiri tersebut, Vania memberanikan diri untuk mendaftar ke ajang Miss Denok Kota Semarang 2019 (dalam bahasa Jawa denok adalah panggilan untuk anak perempuan, red.).
Baca Juga: Echi Pramitasari: Model Cantik Penyandang Disabilitas yang Sukses Jadi Inspirator #InspirasiCantik
“Untuk membuktikan kepada orang-orang yang pernah meremehkan aku, akhirnya aku memberanikan diri untuk mendaftar menjadi Denok Kota Semarang 2019, aku hanya berusaha menjalaninya dengan baik, aku merasa sangat senang keluargaku mendukung keputusan tersebut dibantu doa, puasa, penyembahan, dan puji-pujian yang aku panjatkan kepada Tuhan,” tutur Vania panjang lebar kepada Livi Stylo.
Berkat doa, usaha, dan dukungan keluarga, Vania berhasil menjadi Juara 1 Denok Kota Semarang 2019, ia juga mengungkapkan bahwa hal tersebut merupakan pengalaman yang berharga dalam hidupnya.
Makeup dan Fashion Membantu Mengubahku Menjadi Pribadi yang Lebih Baik dan Mencintai Diri Sendiri
Sebagai wanita, Vania mengaku dirinya juga tak bisa dipisahkan dari makeup dan fashion yang telah membantu dalam proses perubahan dirinya.
“Menurutku keduanya sangat penting, makeup dan fashion memiliki arti yang berbeda-beda bagi setiap orang karena setiap pribadi mempunyai seleranya masing-masing,” jawab Vania dengan antusias ketika ditanya.
Secara pribadi, Vania bercerita ia sangat menyukai gaya makeup dan fashion beberapa selebriti tanah air maupun internasional seperti Tyna Kanna Mirdad, Nagita Slavina, Bunga Citra Lestari, Anya Geraldine, Abel Cantika, dan Kendall Jenner.
“Di luar artis dan beauty vlogger, sebenarnya ibu aku yang paling menjadi panutanku dalam berpakaian, aku memadukan gaya fashion ibu aku dengan sentuhan modern,” ujar Vania menceritakan kedekatannya dengan sang ibunda.
Wanita yang juga menjalani hobinya sebagai penyanyi freelance ini juga menceritakan bagaimana cara ia merawat dirinya sehari-hari saat ini.
Vania menggunakan skincare yang cocok pada kulitnya menggunakan produk dari Safi, bedak Marcks, dan Nivea Hand and Body Lotion agar kulitnya tetap cerah dan sehat.
Ia juga rutin menggunakan masker dan memakai scrub seminggu dua kali. Tak lupa sebelum tidur Vania juga mengaplikasikan air lemon atau jeruk nipis pada wajahnya yang dibilas keesokan harinya agar wajahnya tetap mulus serta melakukan perawatan facial wajah setiap tiga minggu sekali.
Cintai Diri Sendiri Dahulu, Kemudian Membahagiakan Orang Lain
Berangkat dari rasa insecure dan patah hati yang ia alami di masa lalu, Vania tak lupa membagikan beberapa pesan inspiratif kepada Stylovers terutama yang juga pernah mengalami hal serupa seperti dirinya.
“Aku percaya ketika kita sudah menyayangi diri kita sendiri dan merasa sudah cukup untuk memberikan cinta kepada orang lain, barulah kita dapat membangun hubungan yang sehat, saling membangun satu sama lain, bukan saling menjatuhkan seperti toxic relationship,” ujar Vania memberikan pandangannya tentang hubungan percintaan yang sehat.
Miss Denok Semarang 2019 ini juga memberikan pesan kepada Stylovers mengenai masalah percaya diri.
”Jadikanlah sebuah bullyan, hinaan, dan caci maki sebagai motivasi untuk bangkit menjadi pribadi yang lebih baik dengan mengubah cara pikir dan mulai menghargai diri sendiri supaya tidak diremehkan orang lain kembali di kemudian hari,” pesan Vania sambil mengakhiri kisahnya.
Bagi kamu yang juga ingin berbagi kisah atau cerita inspiratif lainnya dan ingin menularkan semangat positif kepada Stylovers lainnya, kamu boleh mengirimkan email ke stylo@gridnetwork.id atau DM ke Styloteam di Instagram @stylo.indonesia ya.
Dengan senantiasa Styloteam akan bantu kamu membagikan semua hal positif bagi banyak orang. Jangan takut untuk menjadi diri sendiri selama itu positif dan dapat membantu orang lain untuk berkembang.
#KarenaSemuaBisaCantik adalah milik kamu, milik kita, dan milik semua wanita di dunia ini.
Semangat ya, Stylovers! (*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR