“Kami sangat menantikan untuk dapat berkolaborasi kembali bersama Lenzing, dan kali ini melalui serat TENCEL™ Carbon-Zero. Kolaborasi ini sejalan dengan visi yang ingin dicapai Calla The Label dalam mewujudkan ekosistem fashion yang lebih hijau dan ramah lingkungan di Indonesia, terutama dalam pengurangan emisi karbon yang berpengaruh terhadap iklim di dunia. Kami berharap melalui koleksi terbaru yang akan kami buat, akan semakin banyak pegiat fashion dan tekstil yang ikut serta dalam inisiatif yang baik ini.”
“Melalui kolaborasi serat TENCEL™ Carbon-Zero dengan mitra bisnis, pabrik benang dan kain, serta merek fashion lokal di Indonesia, kami akan terus mendorong terciptanya industri tekstil yang lebih hijau, bebas emisi karbon, dan pada akhirnya, dapat mengurangi dampak perubahan iklim secara global,” tambah Winston.
Lebih dari sekadar mengatasi perubahan iklim secara global, kehadiran serat TENCEL™ CarbonZero juga menjadi salah satu terobosan untuk memenuhi preferensi konsumen yang mulai beralih ke produk-produk ramah lingkungan dan dibuat secara berkelanjutan.
Studi dari Accenture pada April 2020 tentang perubahan perilaku konsumen saat pandemi menunjukkan bahwa 54% responden mempertimbangkan aspek keberlanjutan (sustainability) ketika memilih sebuah produk.
Hal ini juga sejalan dengan riset global yang dilakukan Lenzing pada 2019 - 2020 tentang perilaku konsumen dalam memilih produk tekstil.
Mengetahui material dasar yang digunakan untuk membuat produk tekstil yang mereka pilih (87%) serta memahami proses produksinya (86%) merupakan faktor penting untuk membangun kepercayaan terhadap sebuah merek.
Studi ini juga secara spesifik menunjukkan bahwa label atau deskripsi “biodegradable” pada sebuah produk dapat meningkatkan potensi untuk pembelian kembali (61%).
Selain ramah lingkungan, serat ini juga tetap menonjolkan manfaat fungsional seperti nyaman di kulit, kelembutan yang tahan lama dan terasa seperti sutera, sirkulasi udara yang baik dan kualitas warna yang lebih awet.(*)