Yesica Naomi Situmeang: Bertarung dengan Standar Kecantikan dan Body Shaming dengan Lebih Mencintai Diri Sendiri #InspirasiCantik

By Livia, Senin, 26 Juli 2021 | 11:30 WIB
Yesica Naomi Situmeang: Bertarung dengan standar kecantikan dan body shaming dengan lebih mencintai diri sendiri #InspirasiCantik. (dok.pribadi)

Di tengah perisakannya sebagai penyintas body shaming, ia menyadari pentingnya  mencintai diri sendiri terlebih dahulu untuk bangkit dan support orang sekitar untuk membantunya semangat melewati semua hal yang terjadi dalam hidupnya.

Untungnya, Naomi memiliki orang tua dan sahabat yang mendukung apapun keputusan dirinya untuk mencintai dirinya dan berubah menjadi lebih baik lagi.

Meski dirinya masih menerima perilaku body shaming, namun hal tersebut tidak membuat Naomi kembali minder.

Dari pengalaman ini, Naomi menjadi lebih mencintai dan merawat dirinya dengan baik untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan maju dari sebelumnya.

Diceritakan Naomi, ia pun merasakan dampak positif dari pengalamannya sebagai penyintas body shaming.

Perempuan cantik yang hobi membaca novel ini menyadari betapa berharganya pengalaman ini merubah cara pola pikirnya menjadi lebih bijaksana dan dewasa.

“Aku bersyukur Tuhan menciptakan aku seperti ini untuk menenun hidup dan kepribadianku. Alahasil, aku jadi pribadi yang nggak mudah menghakimi orang lain, karena semua orang berproses untuk menjadi versi terbaik dirinya sendiri, tapi orang lain gak tahu. Perkataan dan perbuatan orang yang tidak bertanggung jawablah tanpa disadari menjatuhkan semangat sesama kita,” ungkap Naomi.

Yesica Naomi Situmeang. (dok.pribadi)

Baca Juga: Regina Theodora Magdalena Napitupulu: Sempat Dibully Karena Bentuk Tubuh, Kini Jadi Beauty Blogger dan Bangun Usaha Aksesoris yang Berawal dari Hobi #InspirasiCantik

Makeup dan Fashion yang Menjadi Ciri Khasku #InspirasiCantik

Bagi sebagian perempuan, makeup dan fashion adalah sebuah investasi, namun tidak bagi Naomi.

“Menurutku, pemikiran itu tidak salah. Tapi, yang menjadi masalah ketika kita sebagai sesama perempuan atau orang yang selalu ‘judge’ perempuan lain yang menurut mereka ‘tidak bisa’ berdandan sesuai standar kecantikan. Padahal, kemampuan dan keadaan setiap orang berbeda dalam merawat diri,” tuturnya.