Alami Body Shaming Karena Dianggap Tidak Sesuai Standar Kecantikan #InspirasiCantik
Dianggap tidak sesuai dengan standar kecantikan membuat Naomi sering menerima perilaku body shaming sejak duduk di bangku SMP hingga saat ini.
Memiliki rambut keriting, bentuk tubuh yang plus size dan warna kulit sawo matang, perilaku body shaming sudah menjadi makanan sehari-hari baginya.
“Waktu SMP sampai SMA, aku sering dengar orang menyebut aku dekil karena warna kulitku ditambah rambut keritingku yang terlihat seperti berantakan. Itulah yang bikin aku jadi minder banget,” ujar Naomi mengawali kisahnya penuh haru.
Tak tahan dengan perilaku body shaming yang diterimanya, Naomi pun memutuskan ke salon dan melakukan treatment untuk mengubah rambut keritingnya menjadi lurus.
Meski keputusan yang diambilnya membuat rambutnya rusak, ia pun memutuskan untuk tetap melakukan treatment hingga sebanyak 3 kali.
Memasuki bangku SMA, Naomi perlahan mulai menerima bentuk fisik dan rambutnya, meski rasa insecure sering menghantui dirinya akibat perilaku body shaming yang masih diterimanya.
“Rasanya sulit sekali untuk percaya diri dengan bentuk fisik dan rambutku. Aku memang sudah berhenti melakukan treatment untuk meluruskan rambutku, tapi selalu mencatok rambut saat mau bepergian dan memakai pakaian yang besar untuk menutupi lemak di tubuhku,” tuturnya.
Perilaku body shaming yang diterimanya tidak hanya datang dari teman-temannya, namun juga saudaranya.
“Aku dibilang bakal susah dapat jodoh dan pekerjaan karena dinilai terlalu jelek dari segi fisik,” cerita Naomi penuh haru.