Cerita Pertama Kali Berhijab Tiara Tri Hapsari: Merasakan Hati Tersentuh untuk Berhijab Ketika Melakukan Solo Travelling Tur Eropa

By Grace Kencana Pranata, Minggu, 9 Mei 2021 | 11:05 WIB
Cerita Pertama Kali Berhijab Tiara Tri Hapsari: Merasakan Hati Tersentuh untuk Berhijab Ketika Melakukan Solo Travelling Tur Eropa (dok. pribadi)

Stylo Indonesia - Hai Stylovers, selama edisi Ramadan Menawan, kali ini Stylo Indonesia akan membagikan berbagai kisah menarik, inspiratif, dan seru dari cerita yang terpilih mengenai Pertama Kali Berhijab.

Cerita Pertama Kali Berhijab yang kedua puluh tujuh kali ini datang dari Tiara Tri Hapsari atau yang akrab disapa Yaya. 

Perempuan berzodiak Leo yang hobi travelling, menari, dan menulis ini akan menceritakan seperti apa pengalamannya saat Pertama Kali Berhijab. 

Baca Juga: Cerita Pertama Kali Berhijab Rimas Chairun Nisak: Dulunya Lepas Pasang Hijab Sesuai Mood, Kini Temukan Kenyamanan Ketika Berhijab

Nah Stylovers, seperti apa kisah Pertama Kali Berhijab yang dituturkan oleh Yaya?

Yuk, simak percakapan Stylo Indonesia dengan Yaya berikut ini.

Bagimana Awal Mula Berhijab? 

"Sebenarnya sudah mulai niat pakai hijab itu dari 2015 tapi merasa belum siap juga untuk memulai, ada rasa takut dan ragu. Lalu mulai menetapkan goals, untuk berhijab ketika sudah berhasil Europe trip and then my dream came true in 2017. Aku berhasil Europe trip, sendirian. It was my first time solo travelling dan langsung ke benua yang berbeda. Nah selama di sana aku beberapa kali kena sial, mulai dari dua kali ketinggalan bus antar negara, homesick hingga hampir dicopet. Lalu aku sadar bahwa selama di sana, aku cuma bisa mengandalkan diri aku sendiri dan Allah. Aku jadi semakin mendekatkan diri kepada Allah untuk meminta keamanan dan ketenangan dalam menikmati kenikmatan yang diberikan-Nya.

Lalu aku mengunjungi Vatikan, ya kota tempat kedudukan pusat Gereja Katolik. Aku mengunjungi Vatican Museum yang berujung pada sebuah chapel. Selama aku mengunjungi tempat tersebut, yang kurasakan itu kedamaian dan kehebatan kuasa Allah. I mean, di zaman Vatican Museum didirikan belum ada teknologi yang memadai tapi aku meyakini bahwa Allah berkehendak untuk bangunan tersebut berdiri dengan megah dan indah, maka berdirilah. Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak.

Baca Juga: Cerita Pertama Kali Berhijab Fabila Arzalia: Menangis di Jalan Karena Terpaksa Lepas Hijab Waktu SMK saat Magang

Tiara Tri Hapsari (dok. pribadi )
Lalu aku berpindah ke Prague, kota yang didominasi oleh gereja-gereja di setiap sudutnya. Pada satu hari, aku berjalan pulang dari berwisata seharian lalu tiba-tiba aku mendengar sayup suara adzan. Saat itu juga aku merinding dan terharu. Aku celingukan mencari sumber suara bahkan mulai buka google maps mencari masjid terdekat. Tidak berhasil menemukannya, akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya ke dalam salah satu restoran kebab dan yes, they knew where the mosque is. Mereka menunjukkan jalan melalui gang kecil dan sebuah ruko kecil. Ternyata dari sana lah adzan itu terdengar. Aku pun menjalani ibadah Ashar dan berdiam diri cukup lama di dalamnya sambil berbicara dengan pendatang lain untuk berbagi pengalaman. Aku mulai menyelami perasaanku yang terharu, takjub, tenang, nyaman tapi kemudian menyadari bahwa sulitnya menjadi minoritas dan harus mulai belajar menghargai perbedaan.Selama sisa perjalanan, aku merasa bahwa inilah saatnya aku mau mulai berhijab dan menetapkan hati untuk mulai berhijab, semakin mendekatkan diri kepada Allah, mempelajari lagi nilai-nilai kedamaian dan toleransi yang diajarkan oleh Islam.Aku bahkan membeli hijab pertamaku di Belanda, negara terakhir yang ku kunjungi, karena nggak prepared, hihihi! Dan aku masih ingat rasanya ketika mengenakan hijab untuk pertama kali, aku saat itu menangis terharu sambil berdoa agar istiqomah."

Bagaimana Adaptasi saat Awal Berhijab? Adakah Kendala saat Awal Mulai Berhijab?

"Awal mula berhijab, i was not well prepared. Aku sama sekali belum punya kerudung dan pakaian proper untuk berhijab. Aku masih pinjam kerudung Ibu dan memakai pakaian seadanya dulu yang penting lengan panjang, tidak terlalu ketat dan celana panjang. Mostly, aku pakai outer jadinya. Buat aku sendiri, itu lama banget adaptasinya terlebih menentukan kain hijab dan warna apa yang cocok sama bentuk wajah aku. Aku coba dari kain sifon, lalu ke pashmina, ceruti, dan sampai akhirnya menemukan kain voal."

Baca Juga: Cerita Pertama Kali Berhijab Stefani Dwi Intan: Terancam Keretakan Rumah Tangga Orang Tua Hingga Masuk Dunia Gelap, Justru dapat Hidayah Lewat Mimpi

Pernah Terkendala dalam Padu Padan Hijab? Dari mana Belajar Padu Padan Hijab?

(dok. pribadi)

"OMG, yes! Aku jadi banyak lihat referensi dari Instagram dan Pinterest, tapi ya balik lagi kadang enggak cocok sama aku atau aku merasa kurang nyaman. Jadi akhirnya belajar dengan sendirinya."

Ada Masalah Kesehatan Rambut saat Mulai Berhijab? Bagaimana Cara Mengatasinya?

"Masalah rambut pas mulai berhijab itu gampang bau dan lepek. Jadi dulu harus keramas setiap hari dan lama-lama capek sendiri. Kemudian mulai coba ganti sampo dan potong rambut, tapi yang paling berpengaruh ya potong rambut."

Saat Berhijab, Gaya Hijab Seperti Apa yang Suka Dipakai?

"Gaya yang simpel yang paling aku suka, karena aku yang memang anaknya praktis ya soal padu padan hehehe. Gaya hijabnya yang paling beda itu pas dari pakai pashmina lalu pakai yang segi empat. Duh, malu sendiri pas inget yang pake pashmina, aneh gitu hehehehe."

Baca Juga: Cerita Pertama Kali Berhijab Lu'lu'Atul Fuadatus Shalihah: Sempat Bimbang Pilih Berhijab, Panggilan Hati Mengajak untuk Kembali Konsisten

hijab itu dari 2015 tapi merasa belum siap juga untuk memulai, ada rasa takut dan ragu. Lalu mulai menetapkan goals, untuk berhijab ketika sudah berhasil europe trip and then my dream came true in 2017. Aku berhasil europe trip, sendirian. It was my first time solo travelling dan langsung ke benua yang berbeda. \n\nNah selama di sana aku beberapa kali kena sial, dari 2x ketinggalan bus antar negara, homesick hingga hampir dicopet. Lalu aku sadar bahwa selama di sana, aku cuma bisa mengandalkan diri aku sendiri dan Allah. Aku jadi semakin mendekatkan diri kepada Allah untuk meminta keamanan dan ketenangan dalam menikmati kenikmatan yang diberikan-Nya.\n\nLalu aku mengunjungi Vatikan, ya kota tempat kedudukan pusat Gereja Katolik. Aku mengunjungi Vatican Museum yang berujung pada sebuah chapel. Selama aku mengunjungi tempat tersebut, yang kurasakan itu kedamaian dan kehebatan kuasa Allah. I mean, di zaman Vatican Museum didirikan belum ada teknologi yang memadai tapi aku meyakini bahwa Alla