Menjalani karirnya di bidang fashion sebagai model plus size diakuinya telah mengubah persepsi dan sudut pandang dirinya tentang kehidupan dan bagaimana jadi pribadi yg lebih baik kedepannya.
“Pengalamanku sebagai model plus size membuat aku berpikir jadi gemuk itu bukan aib, karena cantik bukan hanya dilihat dari fisik saja. Namun karakter dan berusaha sebaik mungkin merawat diri dengan rajin berolahraga dan menjalani pola hidup sehat itu lebih penting,” tuturnya.
Berangkat dari hobi, kecintaan dirinya pada dunia fashion dan pengalaman body shaming yang dialaminya, menginspirasi Vega membuka brand fashion plus size secara online di Instagram untuk membantu perempuan big size agar bisa tampil cantik dan modis seperti dirinya.
Kariernya di dunia modeling serta sebagai pengusaha di bidang fashion big size diceritakan Vega telah mengajarkannya dirinya tidak boleh cepat berpuas diri setelah sukses menjadi model plus size.
Menurutnya, tidak selamanya hidup berada di atas namun ada kalanya di bawah. Baginya, yang terpenting adalah bagaimana cara kita menghadapi setiap masalah dan tantangan hidup dengan sikap yang bijaksana, dewasa dan tahu batas kemampuan diri.
Meraih Kesuksesan Setelah Mencintai Diri Seutuhnya #InspirasiCantik
Masa lalu perempuan cantik yang berulang tahun pada tanggal 25 November ini bukanlah hal yang mudah ia lupakan, namun pengalaman body shaming yang pernah Vega alami juga memberi dampak positif bagi dirinya.
“Dengan kejadian ini justru aku semakin semangat menunjukan kepada orang yang pernah memandang sebelah mata, bahwa yang mereka sebut tubuh plus size adalah sebuah kekurangan ini bisa menjadi kelebihan bahkan jalan karirku sebagai model plus size dan pengusaha di bidang fashion big size. Menurutku, sikap yang bijak dan dewasa sangat dibutuhkan sebagai bekal untuk menjalani kehidupan dengan baik,” ujar Vega.
Setelah mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya dengan baik, Vega merasa bisa lebih fokus dalam meraih segala impian dan tujuan hidupnya.
Baginya, kesuksesan tidak tergantung pada perkataan dan reaksi orang lain, tetapi melalui pembuktian pada diri sendiri bahwa kita bisa memanfaatkan kelebihan dan kekurangan secara optimal.