SANTOON Hadirkan Koleksi Terbaru Bertajuk Budaya Milenial Pada Festival Payung Adaptability 2020 di Candi Prambanan

By Livia, Selasa, 8 Desember 2020 | 09:00 WIB
SANTOON hadirkan koleksi terbaru bertajuk budaya milenial pada festival payung adaptability 2020 di Candi Prambanan. (dok.pribadi SANTOON)

Stylo Indonesia - Pada Festival Payung Adaptability yang diadakan pada tanggal 5 Desember 2020 di Candi Prambanan, SANTOON menghadirkan koleksi terbaru bertajuk 'Budaya Millenial'.

Konsep yang diangkat adalah budaya Betawi dengan kombinasi budaya milenial atau kekinian, dimana unsur budaya Betawi tetap melekat pada desain yang ditampilkan.

SANTOON adalah rebranding dari nama Egie, Pricilla Margie selaku founder and Mom.

Bahan dari produk SANTOON menggunakan serat alam kapas, serat alam eucalyptus, dan rayon.

Dimana bahan tersebut sudah melalui proses pengujian Laboratorium Balai Besar Tekstil di Bandung pada tahun 2020.

SANTOON juga mengandalkan pewarna alam yang menjadi khas gabungan berbagai warna yang menjadi dasar pada desain koleksi terbarunya. 

Hal yang diandalkan dalam desain produk ini adalah bahan yang berkualitas, ramah lingkungan, nyaman digunakan dan dapat menyesuaikan trend atau tak lekang waktu. 

Desain dari SANTOON tak lepas dari nuansa Islami yang dapat disimbolkan sebagai wanita Indonesia yang santun dalam berpakaian.

Baca Juga: Sambut Natal dan Tahun Baru 2021 dengan Koleksi Terbaru Jam Tangan Olivia Burton

Koleksi terbaru SANTOON pada festival payung adaptability 2020 di Candi Prambanan. (dok.pribadi SANTOON)

Dalam acara ini, Owner SANTOON melibatkan putri-putrinya yakni Nisrina Prisan Keyko sebagai fashion designer dan Marssa Prisan Alicia sebagai penyanyi dalam acara megah tersebut.

Hal itu Pricilla Margie lakukan untuk memberikan peluang kepada mereka dalam memberikan sentuhan pemikiran sebagai anak milenial dalam desain, proses produksi produk dan proses menyelaraskan antara konsep koleksi dengan warna musik yang akan dipentaskan.

"Produk SANTOON yang selalu mengikuti perkembangan zaman tentu memerlukan peran dari anak milenial. Hal ini dilakukan karena putri kami adalah aset terpenting yang kelak sebagai generasi penerus SANTOON," ungkap Pricilla Margie. 

Style yang digunakan pada Festival Payung ini berupa arty off beat, femine style dan dxotic dramatic yang dikombinasi dengan gaya milenial serta menggunakan unsur warna dan motif khas Betawi.

Baca Juga: Tampil Cantik dengan Lipstik Bubah x Rossa yang Cocok untuk Semua Warna Kulit

Koleksi terbaru SANTOON pada festival payung adaptability 2020 di Candi Prambanan. (dok.pribadi SANTOON)

Desain koleksi terbarunya tak lepas dari ciri khas SANTOON yang menggunakan outer dari kain dengan kualitas terbaik dimana para pengguna dapat merasakan kenyaman menggunakan produk SANTOON.

Warna yang digunakan koleksi terbaru SANTOON pada Festival Payung yakni kombinasi warna cerah dari pewarnaan alam yang memberi nuansa dari cerita rakyat Betawi. 

Motif yang digunakan berasal dari ikon budaya Betawi yang sangat kental, seperti ondel-ondel, alat musik tanjidor yang dipecah dan diolah menjadi suatu motif baru yang cocok untuk digunakan para milenial. 

Aksesoris yang digunakan juga menambah kesan milenial pada setiap desain yang ditampilkan.

Unsur musik yang disajikan pada Festival Payung ini juga dibuat secara khusus sesuai oleh team dan akan terdengar khas budaya Betawi yang dikombinasikan dengan beberapa alunan nada yang bernuansa fashion show.

Pricilla Margie selaku founder dari SANTOON berharap dapat terus berpartisipasi mengangkat budaya Indonesia yang membanggakan, mempertahankan prinsip desain yang sustainable fashion dan selalu melakukan continus improvement pada setiap desainnya.

“ Saya bangga dapat memperkenalkan salah satu budaya dari berbagai ragam budaya yang dimiliki Indonesia dengan desain yang juga mengikuti perkembangan zaman sekarang. Harapan saya untuk Festival Payung 2021 terus diperkaya oleh para desainer yang kreatif dengan mengemas budaya Indonesia dalam rancangan koleksi terbarunya namun tetap mengikuti perkembangan zaman tanpa melupakan budaya tradisional” tuturnya.(*)