Mengenal Konsep Sustainable Beauty, Solusi Masalah Sampah Kemasan Akibat Tren Skincare

By Cerysa Nur Insani, Jumat, 23 Oktober 2020 | 14:20 WIB
Mengenal Konsep Sustainable Beauty, Solusi Masalah Sampah Kemasan Akibat Tren Skincare (www.freepik.com)

Menurut Food and Drug Administration, kosmetik berlabel "organik" harus mematuhi peraturan USDA dan FDA.

Misalnya, sebuah produk harus terdiri dari setidaknya 95% bahan organik untuk memiliki label organik USDA.

Itulah mengapa brand yang mengaku organik seringkali tidak memiliki label, meski sudah menggunakan 75% bahan organik tetapi belum bisa diizinkan untuk menggunakan logo resmi.

Brand yang vegan juga belum tentu sudah memiliki praktik ketenagakerjaan yang etis atau rantai pasokan yang transparan dan berkelanjutan.

Masalah kemasan

Ilustrasi kemasan produk skincare. (www.freepik.com)

Mendaur ulang kemasan produk kecantikan cukup rumit.

Produk kecantikan yang masih tersisa sebagian tidak boleh dibuang ke tempat sampah, karena produk sisa dalam wadah dapat mengkontaminasi proses daur ulang sampah.

Kebanyakan pompa atau pump yang digunakan pada banyak produk kecantikan tidak dapat didaur ulang.

Baca Juga: Intip Strategi Baru Brand Kecantikan Agar Konsumen Nyaman Berbelanja di Masa New Normal Beauty, Pastinya Aman!

Pump terdiri dari beberapa bagian berbeda, jadi harus dibongkar seluruhnya untuk didaur ulang.

Aplikator juga tidak dapat didaur ulang. Namun, wand maskara bisa disumbangkan setelah dicuci, untuk digunakan dalam upaya penyelamatan satwa liar.

Brush makeup umumnya tidak dapat didaur ulang, meskipun sudah terbuat dari bahan yang ramah lingkungan.

Warna dari wadah plastik atau kaca juga berpengaruh dalam proses pendauran ulang sampah, meskipun itu adalah bahan yang secara teknis dapat didaur ulang.

Bahan plastik atau silikon yang fleksibel juga sulit untuk didaur ulang karena memiliki banyak lapisan.

Produk sample size, travel size, atau produk sekali pakai juga buruk bagi lingkungan.

"Produk kecantikan yang dibuat untuk digunakan sekali dan dibuang, seperti cleansing wipe dan sheet mask, menciptakan banyak sampah yang tidak perlu," kata Susan Stevens, pendiri dan CEO Made With Respect kepada Vogue tahun lalu.