Mengenal Konsep Sustainable Beauty, Solusi Masalah Sampah Kemasan Akibat Tren Skincare

By Cerysa Nur Insani, Jumat, 23 Oktober 2020 | 14:20 WIB
Mengenal Konsep Sustainable Beauty, Solusi Masalah Sampah Kemasan Akibat Tren Skincare (www.freepik.com)

“Untuk sheet mask, ada kemasan luarnya, masker, dan terkadang masker dibungkus lagi dengan plastik. Kemasan yang menampung sheet mask seringkali merupakan kombinasi aluminium dan plastik, yang tidak dapat didaur ulang."

Penggunaan sheet mask sekali pakai menyebabkan tumpukan sampah yang sulit didaur ulang. (Pinterest.com)

Kini akhirnya ada lebih banyak brand yang mencoba menggunakan sumber dan melakukan pengemasan yang berkelanjutan.

Beberapa menggunakan kemasan yang dapat diisi ulang, yang lain menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang.

Salah satu contohnya adalah The Body Shop yang memiliki program daur ulang untuk kemasan bekas produk mereka sendiri dan produk dari brand lain.

Tak ketinggalan, merek-merek mewah pun mulai menyediakan layanan isi ulang.

Dior, Hermes, Hourglass, Chanel, dan Le Labo semuanya memiliki pilihan isi ulang, dan Mugler telah menawarkan isi ulang parfum sejak 1992.

Unilever memiliki refill station yang masih terbatas untuk produk-produk perawatan diri.

Baca Juga: New Normal Beauty, Cara dan Strategi yang Diterapkan Oleh Pemilik Salon Agar Tetap Bertahan dan Eksis di Tengah Pandemi

Beberapa brand lokal yang memiliki program pendauran ulang pada setiap gerainya adalah BLP dan Sensatia Botanicals.

Namun program serupa juga seringkali diadakan pada berbagai festival kecantikan yang diselenggarakan di Indonesia.

Di sisi lain, biaya yang dibutuhkan untuk bahan dan pengemasan yang etis, sertifikasi label ramah lingkungan, dan tenaga kerja yang dipekerjakan secara etis membuat produk-produk ini cenderung lebih mahal.

Sehingga mungkin produk-produk dari brand sustainable masih belum dapat menjadi pilihan utama bagi mayoritas pengguna produk kecantikan.

Nah, itu dia Stylovers konsep sustainable beauty yang menjadi solusi masalah sampah kemasan akibat tren skincare.

Semoga ke depannya ada lebih banyak brand lokal yang mengusung konsep sustainable beauty dengan harga yang lebih terjangkau, ya! (*)