Stylo Indonesia - Di dalam dunia fashion, pernahkah kamu mengenal teknik ecoprint, Stylovers?
Yap, dalam membuat desain atau motif pada pakaian memang ada banyak sekali teknik yang bisa dilakukan, adapun salah satunya adalah teknik ecoprint.
Pastinya banyak yang belum tahu mengenai teknik ecoprint dan apa kelebihannya dibandingkan dengan teknik yang lain.
Fashion Designer Indonesia, Lala Gozali turut memperkenalkan teknik ecoprint ini kepada Stylovers.
Dirinya menuturkan bahwa telah melakukan teknik ini sudah cukup lama walau memang sempat terhenti selama beberapa waktu, namun sekarang mulai dikembangkan kembali.
Sejatinya, ecoprint ini adalah sebuah teknik mencetak suatu hal di atas kain yang menggunakan bahan-bahan alam, seperti daun hingga bunga.
“Penggunaannya daun-daunan, pewarnaannya pun masih mengambil dari alam. Misalnya kayu, kulit buah, dan lain-lain. Jadi semuanya menggunakan bahan alam.” ujarnya.
Teknik ini masih cukup jarang untuk dilakukan karena mengingat prosesnya yang tidak sebentar, namun Lala Gozali beserta dengan anggota lain dari Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon yang memang memiliki banyak kegiatan di bidang lingkungan sangat tertarik untuk mendalami teknik ini jauh lebih dalam.
Apalagi, setelah diketahui bahwa hasil dari ecoprint ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di masyarakat.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Produk Body Lotion yang Organik, Halal dan Eco Friendly!
Yap, hal ini dituturkan langsung oleh Penggiat Lingkungan dari Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon, Julianti, bahwa satu mukena ecoprint ini dapat dibanderol dengan harga sekitar Rp800.000an! Menarik bukan?
Menjadi penggiat ecoprint membuat Lala Gozali semakin banyak mengenal sumber daya alam yang tersedia, di mana masih ada banyak sekali daun-daun, atau bunga yang punya motif unik untuk nantinya dicetak di atas kain, sehingga hal tersebut membuat dirinya makin sering mengeksplor.
Tidak jarang juga, banyak daun, bunga, atau tumbuhan lain yang ternyata gagal untuk dicetak, bisa karena motifnya yang kurang terlihat atau bahkan warnanya yang tidak keluar.
Alhasil dapat dikatakan bahwa tidak ada cara yang baku untuk melakukan teknik ini, karena yang penting berani untuk eksplor hal-hal baru.
“Biasanya untuk teknik ini akan jadi walau tidak sempurna karena terkadang kita ingin hasilnya maksimal seperti memperlihatkan karakteristiknya. Apalagi untuk daun yang sama tuh kadang hasilnya berbeda. Jadi serunya disitu. Walau memang ada beberapa daun yang sudah pasti akan berhasil saat dicetak, salah satunya adalah daun ketepeng.” papar Lala Gozali dan Nur Mutmainah, salah satu Penggiat Sosial dari Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon.
Lala Gozali juga menjelaskan ada banyak dedaunan yang menjadi favoritnya untuk teknik ecoprint, diantaranya adalah daun ketepeng, daun bambu, daun pakis, daun kalpataru, daun kiara payung, hingga daun legundi.
Sedangkan untuk favorit dari Nur Mutmainah adalah daun eucalyptus, daun jati, dan juga daun kiara payung.
Bunga kenikir dan juga kamboja juga menjadi favorit karena memberikan hasil cetakan yang sangat cantik.
Hingga saat ini, Lala Gozali masih melakukan teknik pencetakan di atas kain, alasannya, selain karena jauh lebih mudah, tingginya peminat dari segi pakaian ecoprint juga masih tinggi.
Baca Juga: Eco Fashion Week Indonesia, Pagelaran Busana yang Ramah Lingkungan
Bicara soal kain, ternyata kain dengan serat alam menjadi salah satu karakteristik yang bisa dipilih sebagai media cetak ecoprint
Adapun kain tersebut diantaranya adalah kain katun, blacu, rayon, viscose, dan linen.
“Untuk kain sutra kadang agak susah untuk mencetak dan memasukkan warnanya, karena dia bahannya licin sehingga tidak bisa langsung jadi.” tuturnya.
Alhasil dapat disimpulkan bahwa ada banyak sekali yang bisa dieksplor dari kegiatan ecoprint, terutama bahan-bahan alam yang digunakan untuk mencetak di atas kain tersebut.
Lala Gozali bersama dengan Yayasan Gerakan Peduli Lingkungan Pekayon berharap agar hasil fashion ecoprint bisa bertahan lama dan bisa lebih banyak menarik minat masyarakat.
Apalagi jika melihat segala bahan yang digunakan pun dari alam sehingga membuat kegiatan ini bisa sekaligus menjaga lingkungan. (*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR