Tak ingin berlarut dalam kesedihan, Pipik kembali mencoba menemukan rasa percaya diri dan potensi dirinya untuk sukses dan bahagia dalam hidupnya.
Semua itu diungkapkan Pipik dimulai dari berdamai dengan diri sendiri seutuhnya, berpikir positif dan mengambil hikmah dengan segala yang sudah terjadi.
Pengalaman Berharga Menjadi Penyintas Beauty Shaming #InspirasiCantik
Banyak hal yang telah Pipik lewati menjadi penyintas beauty shaming hingga memberikan banyak pengalaman berharga dalam hidupnya.
Tak dapat dipungkiri, dampak negatif dari beauty shaming yang ia terima masih teringat jelas di ingatannya.
“Dampak negatif dari pengalaman tersebut membuat aku membuang waktu berhargaku untuk mengurung diri dan menyalahkan diri atas sesuatu yang sebenarnya tidak menghentikan duniaku atau hidupku sepenuhnya,” ujar Pipik.
Di tengah perjuangannya sebagai penyintas beauty shaming, ia menyadari pentingnya untuk mencintai diri sendiri terlebih dahulu untuk bangkit dan support orang sekitar untuk membantunya semangat melewati semua hal yang terjadi dalam hidupnya.
Untungnya, Pipik memiliki keluarga, saudara dan sahabat yang menerima dirinya apa adanya serta mendukung apapun keputusan dirinya untuk mencintai diri dan berubah menjadi lebih baik lagi.
“Sahabatku, Nabilla Thania adalah sosok yang menjadikan aku tidak insecure lagi dan percaya diri seperti sekarang. Dia selalu bilang “Pi, jangan fokus sama kekurangan lu” dan meyakini aku kalau aku pasti bisa sembuh dari masalah kulitku dan Alhamdulillah sekrang jerawat aku sangat membaik,” ungkap Pipik.
Dari pengalaman ini, Pipik belajar mencintai dan merawat dirinya dengan baik untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan maju dari sebelumnya.
Perempuan cantik asal Bekasi ini juga menyadari betapa berharganya pengalaman ini merubah cara pola pikirnya menjadi lebih bijaksana dan dewasa.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR