Karya seniman difabel di The Able Art ini juga bisa didapatkan dengan mudah lewat marketplace, sehingga bisa menjangkau pembeli di berbagai wilayah Indonesia. Keren banget kan, Stylovers?
“Di awal berjualan, penjualan kami hanya berkisar 10-20% dari sebelum kami bergabung dengan Tokopedia. Setelah memanfaatkan Tokopedia, The Able Art bisa mengirimkan rata-rata 100 pesanan dalam sebulan ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Papua,” ungkap Tommy.
Keterbatasan Tak Jadi Halangan
Tak bisa dipungkiri bahwa kisah inspiratif para difabel ini membuktikan bahwa keterbatasan tak jadi halangan untuk berkarya dan berusaha ya, Stylovers.
Seperti kisah inspiratif Suhartini, tunadaksa yang dapat membangun bisnis tokonya sendiri hingga bisa menjadi sumber utama pendapatan keluarganya.
Baca Juga: Dukung UMKM, Tokopedia Bersama Dekranas Hadirkan Festival Fashion Lokal Jawa Barat
Suhartini, tunadaksa pemilik warung kelontong Toko Lariz di Semarang ini dapat membangun bisnisnya sendiri dengan memanfaatkan kemudahan teknologi, lho.
Suhartini dapat menstok produk sembako untuk tokonya hanya melalui aplikasi, tanpa harus keluar rumah dengan bergabung ke ekosistem Mitra Tokopedia sejak 2019.
Selain itu, pendapatan Suhartini juga meningkat dengan menjual produk digital di tokonya seperti pulsa, paket data, token listrik, dan PDAM.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR