Stylo Indonesia - Vaksinasi Covid-19 saat ini sedang gencar-gencarnya dilakukan, terlebih untuk mereka yang diprioritaskan mendapat vaksin.
Vaksin ini diciptakan sebagai alat untuk membuat tubuh lebih kebal terhadap Covid-19.
Sehingga nantinya orang yang terinfeksi Covid-19 tidak akan mengalami gejala berat serta tidak menularkan orang lain.
Hal ini membuat antusiasme masyarakat untuk mendapatkan vaksin menjadi meningkat.
Bahkan vaksinasi di lantai 8 dan 12 pusat perbelanjaan Pasar Tanah Abang terpaksa harus dibubarkan pihak keamanan.
Hal ini dikarenakan vaksinasi yang dilakukan justru menimbulkan kerumunan yang berpotensi menyebarkan virus corona (Covid-19).
Kejadian ini pun mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak, salah satunya Ahli Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman.
Bahkan Dicky mengaku heran dengan vaksinasi yang dilakukan di pasar Tanah Abang tersebut.
Diketahui antrean pedagang yang menimbulkan kerumunan di pasar Tanah Abang sempat terekam dan videonya viral di media sosial pada Selasa (23/2/2021).
Menanggapi peristiwa itu, dicky mengatakan kejadian ini harus menjadi perhatian serius pemerintah.
Pemerintah diminta untuk memerhatikan sejumlah hal termasuk saat melaksanakan program vaksinasi di tempat umum.
Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya klaster baru Covid-19.
"Bukan hanya vaksinasi, setiap intervensi dalam situasi pandemi, baik testing, tracing termasuk vaksinasi ini ataupun layanan kesehatan umum lainnya, apakah di Puskesmas atau rumah sakit harus menerapkan beberapa hal," ujar Dicky, dikutip dari Tribunnews, Rabu (24/2/2021) malam.
Dicky menyebut hal pertama yang harus dilakukan yakni mengurangi kontak antara satu orang dengan orang lainnya.
"Pertama adalah dibuat seminimal mungkin kontak, seminimal mungkin, jadi contactless," jelas Dicky.
Selanjutnya, aktivitas yang dilakukan pun harus dilaksanakan secara singkat, jika perlu kurang dari 15 menit.
Hal ini untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.
"Kedua, dibuat sesingkat mungkin aktivitas itu atau ada di lokasi itu, sesingkat mungkin, bahkan kalau bisa kurang dari 15 menit," kata Dicky.
Bahkan di negara maju, kata dia, proses vaksinasi pun hanya berlangsung kurang dari 15 menit.
"Dan di negara-negara maju diupayakan mereka rata-rata 15 menit ya dalam proses vaksinasi itu, bahkan tidak lebih dari 10 menit lah," tegas Dicky.
Selanjutnya, proses administrasi untuk program vaksinasi ini diharapkan bisa dilakukan secara cepat dan sederhana serta dilakukan secara online.
Sehingga bisa mencegah munculnya klaster baru akibat interaksi terlalu lama di lokasi yang didatangi banyak orang.
"Dan yang terakhir, diupayakan juga sepraktis mungkin proses administrasi ataupun lainnya yang tentu dimulai dari online dan juga yang sifatnya verifikasi, sepraktis mungkin. Sehingga ini akan memudahkan tercapainya upaya pencegahan," pungkas Dicky.
Sebelumnya, kegiatan vaksinasi Covid-19 dilaksanakan bagi para pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa kemarin.
Program vaksinasi ini penting untuk menekan laju pandemi Covid-19.
Baca Juga: Berbahayakah Vaksin Covid-19 Bagi Pasien Kanker? Simak Penjelasan Ahli!
Diketahui vaksinasi merupakan proses pemberian vaksin dengan cara disuntik atau diteteskan pada mulut guna memicu produksi antibodi untuk memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi.
Sementara vaksin sendiri adalah produk biologi berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.
Menurut NHS pemberian vaksin ini bertujuan guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh untuk mencegah diri dari infeksi penyakit tertentu seperti Covid-19. (Traya/Stylo)(*)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul, "Ahli Epidemiologi Heran, Vaksinasi di Tanah Abang Malah Bikin Kerumunan Sampai Harus Dibubarkan".
Penulis : Anjar Saputra
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Cosmetic Day 2024, Cantik Holistik Warisan Alam & Budaya Indonesia Bersama Mustika Ratu dan Yayasan Puteri Indonesia
KOMENTAR