Stylo Indonesia - Selama pandemi ini, kebiasaan kita berubah bahkan ada beberapa kebiasaan buruk yang ternyata kita lakukan.
Kebiasaan buruk selama pandemi ini ternyata berdampak buruk dan dapat merusak kulit kita.
Perlu untuk kita menyadari kebiasaan-kebiasaan buruk selama pandemi yang dapat merusak kulit kita.
Hentikan segera kebiasaan buruk selama pandemi yang dapat merusak kulit kita agar tidak menyesal di kemudian hari
Baca Juga: Rekomendasi Skincare untuk Usia 20-an dari Brand Korea, Sudah Coba?
Pandemi membuat kita berada di dalam rumah lebih banyak dibanding di luar rumah.
Meski terlihat menguntungkan karena kita tidak perlu terpapar polusi dan sinar Uv, ternyata ada beberapa kerugian yang menghantui kita.
Kerugian tersebut dipicu oleh kebiasaan buruk yang kita lakukan selama pandemi.
Berikut 5 kebiasaan buruk selama pandemi yang dapat merusak kulit rangkuman Stylo Indonesia:
1. Diagnosis Kulit Sendiri
Pandemi membatasi orang untuk bertemu termasuk bertemu dengan dokter Sp.KK atau beautician.
Kita terdorong untuk di rumah saja merawat kulit kita dengan informasi yang terbuka lebar.
Namun terkadang, terbukanya informasi ini seringkali membingungkan untuk kita dan memicu kita untuk mendiagnosis kulit sendiri.
Baca Juga: Tren Skincare 2021: Tampil Pede Meski Berjerawat dengan Acne Patch Estetik Kekinian di Bawah 50 Ribu
Tentu kita perlu berbicara dengan expert yang lebih paham dan mengerti mengenai permasalahan kulit.
Mendiagnosis diri sendiri jika salah mendiagnosa tentu kita sendiri yang akan dirugikan.
Solusinya, kita bisa secara daring menemui dokter Sp.KK untuk berkonsultasi, Stylovers.
2. DIY Esktraksi
Kondisi pandemi tentu dapat mempengaruhi hidup kita, bahkan jadi salah satu penyebab stres.
Kondisi tersebut membuat tubuh meningkatkan produksi kortisol yang menyebabkan peradangan dan juga dapat menyebabkan peningkatan produksi minyak di kelenjar sebaceous, yang akhirnya menyebabkan munculnya jerawat.
Kurangnya kesadaran untuk membersihkan kulit juga berperan dalam munculnya jerawat, komedo, dan pori-pori yang terseumbat.
Baca Juga: Tren Skincare 2021: Clay Mask untuk Mencegah Maskne, Jerawat Akibat Pemakaian Masker!
Kondisi pandemi juga memicu beberapa orang untuk melakukan ekstraksi sendiri seperti ekstraksi komedo, isi jerawat, dsb.
Hal ini karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk perawatan rutin di klinik kecantikan.
Padahal, hal ini tidak dibenarkan karena banyak kesalahan yang dapat memperparah kondisi kulit.
Banyak DIY yang tidak memerhatikan kesehatan dan kondisi kulit, sehingga kita perlu menyaring kembali DIY yang benar-benar membantu kita alih-alih merusak kulit.
3. Mengabaikan HEV dan SPF
Menghadapi gadget dan layar lain ternyata membuat wajah semakin tua, Stylovers!
Cahaya biru (HEV: High Energy Visible) adalah cahaya tampak berenergi tinggi yang dipancarkan oleh elektronik
HEV ini dapat menyebabkan kerusakan elastin dan kolagen, perubahan pigmen, dan akhirnya photo aging.
Paparan harian HEV dapat menembus ke lapisan bawah kulit lebih dalam dibandingkan sinar matahari UVA dan UVB.
Baca Juga: 5 Tips Memilih Skincare untuk Kulit Sensitif dengan Tepat, Wajib Tahu!
Banyak orang tidak memakai SPF di dalam ruangan karena mereka merasa tidak terkena sinar matahari.
Padahal ini merupakan kesalahan besar!
Kaca dapat menghalangi panjang gelombang UVB intensitas tinggi yang bertanggung jawab untuk pembakaran, tetapi sinar UVA yang merusak dan menua masih dapat menembus kulit.
Baik HEV maupun kerusakan akibat sinar matahari tidak langsung terlihat di permukaan kulit namun efek jangka panjang dari kesalahan akan terlihat tahun-tahun mendatang.
Jangan lupa gunakan SPF meski di dalam rumah ya, Stylovers!
4. Ritme Tidur Berantakan
banyaknya waktu yang kita habiskan di rumah tentu membuat kita tidak mau rugi dan memerlukan hiburan seperti menonton film.
Hal ini membuat kita semakin lama terpapar HEV yang juga dapat merusak pola tidur saat kita terpapar HEV di malam hari.
Akibatnya, kita tidak memiliki tidur yang berkualitas dan berdampak pada kesehatan kulit kita.
Baca Juga: Tren Skincare 2021: Masker Wajah Mugwort dengan Harga di Bawah 15 Ribu Rupiah!
5. Stress Eating
Sejumlah masalah kulit di karantina muncul dari stress eating yang berlebihan di rumah.
Stres meningkatkan regenerasi radikal bebas, stres oksidatif, dan meningkatkan kadar kortisol yang menurunkan kolagen.
Stres juga merupakan penyebab utama yang membuat kamu tak sadar terus menerus menikmati makanan dengan gula tinggi seperti kue, biskuit, dan keripik.
Penambahan berat badan bukan satu-satunya masalah yang perlu dikhawatirkan karena gula juga bertanggung jawab atas proses kerusakan kulit yang disebut glikasi.
Glikasi merupakan proses dimana molekul gula menempel pada molekul lain, misalnya protein dan lemak.
Salah satu protein yang terpengaruh ini adalah kolagen, yang menyebabkan hilangnya elastisitas kulit.
Baca Juga: Cara Memilih Sunscreen dan Sunblock dengan Tingkat SPF yang Tepat
Tidak berhenti sampai di situ, glikasi juga menyebabkan pembentukan radikal bebas, stres oksidatif, dan peradangan, yang semuanya mempercepat penuaan.
Gula dan karbohidrat olahan menyebabkan lonjakan hormon insulin, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar testosteron dan pada akhirnya menyebabkan timbulnya jerawat.
Nah, itu dia kebiasaan-kebiasaan buruk yang harus kita stop agar kulit kita tidak terkena dampak buruknya, Stylovers! (*)
#SemuaBisaCantik
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR