Stylo Indonesia - Masalah mental bisa dialami oleh siapa saja, tak terbatas jenis kelamin dan usianya.
Masalah mental bukanlah suatu aib dan justru perlu dideteksi sedini mungkin agar bisa ditangani dengan tepat dan segera.
Terungkap bahwa perempuan di usia remaja dan dewasa muda memiliki kondisi tertentu yang membuat mereka semakin rentan mengalami masalah mental.
Perempuan dalam kelompok usia ini sedang mengalami sejumlah momen dalam hidup mereka atau life event yang bisa menjadi stressor pemicu adanya masalah mental.
Ayoe Sutomo, M.Psi., Psikolog. seorang psikolog anak, remaja, dan keluarga menjelaskan soal penyebab perempuan usia remaja dan dewasa muda rentan mengalami masalah mental.
Faktor pertama adalah perubahan hormon dan fisik pada remaja yang bisa mempengaruhi emosi mereka.
“Ketika hormon berubah itu berpengaruh ke sikap, perilaku, emosi dari dalam,” jelas Ayoe.
Faktor berikutnya adalah tekanan dari lingkungan pergaulan yang mulai meluas seiring dengan berkembangnya pertemanan individu saat memasuki tahap remaja.
“Teman-teman sudah mulai memperhatikan, maunya bersama dengan teman-teman, pendapat teman atau lingkungan sekitar sudah mulai dianggap penting. Waktu di luar sudah jauh lebih banyak (dibandingkan dengan keluarga),” lanjutnya.
Pada fase ini, seorang remaja sedang mengalami konformitas, di mana pendapat atau pengaruh teman-teman menjadi lebih dominan dibandingkan keluarga.
Faktor media sosial menjadi satu faktor tekanan tambahan yang membuat perempuan di usia remaja dan dewasa muda di era ini memiliki kerentanan tersendiri terhadap masalah mental.
“Sekarang kan kita sudah hidup di dunia yang antara real life sama media sosial itu kayak blur jadi satu. Bagi banyak orang, dunia media sosial itu adalah dunia kehidupannya. Pengakuan itu penting,” jelas Ayoe.
Di usia remaja hingga dewasa muda ini juga merupakan saat di mana seorang individu mengalami berbagai perubahan dan perpindahan dalam life event mereka.
Contohnya, dari pelajar SMA menjadi mahasiswa, kemudian dari kehidupan di kampus mulai masuk ke dunia kerja.
Setiap perpindahan ke lingkungan baru ini membutuhkan proses penyesuaian dan adaptasi yang berpotensi menjadi pemicu stress tersendiri.
“Mungkin bisa menjadi salah satu potensi stress tersendiri bagi individu kalau dia gagal untuk memaknai life event tersebut dengan konsep yang lebih positif,” ujar Ayoe.
Selain itu, kualitas hubungan internal individu dengan keluarga juga berpengaruh terhadap kemampuan individu untuk menghadapi masa-masa ini.
Individu yang lahir dalam keluarga yang tidak cukup ideal misalnya, tentunya akan lebih sulit dalam menghadapi masa-masa ini karena belum tentu memiliki figur yang bisa menjadi tempat bersandar atau motivasi.
Baca Juga: Psikolog Ayoe Sutomo Soroti Eratnya Hubungan Psikologi dengan Semua Aspek Kehidupan
Kemudian masih ada faktor-faktor sosial dan ekonomi yang dapat berpengaruh secara berbeda pada setiap individu.
Nah, itu dia Stylovers penyebab perempuan usia remaja dan dewasa muda rentan mengalami masalah mental menurut psikolog.
Apabila kamu merasa mengalami masalah mental yang cukup mengganggu, jangan ragu untuk mengabarkannya ke orang terdekat atau berkonsultasi dengan ahlinya. Yuk, lebih sadar dengan kesehatan mentalmu! (*)
#StopBeautyShaming
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Michella Georgia Polana, Graphic Designer yang Terus Perkaya Skill di Bidang Kreatif
KOMENTAR