Stylo Indonesia - Stylovers, apakah sebelumnya kamu sudah pernah mendengar soal beauty shaming?
Secara umum, beauty shaming bisa diartikan sebagai kegiatan mempermalukan orang lain karena kondisi fisik atau penampilan mereka.
Jika kamu belum akrab dengan istilah beauty shaming, mungkin kamu sudah lebih dulu akrab dengan ucapan-ucapan seperti ini:
“Waduh, gendutan ya sekarang...”
“Jerawatnya kok banyak banget? Cuci muka enggak, sih?”
“Kulitnya gelap banget, kebanyakan main layangan nih!”
Jika kamu pernah mendengar kalimat serupa dengan contoh di atas, itulah contoh beauty shaming yang memang sudah banyak terjadi dan dialami oleh banyak orang.
Namun, seringkali beauty shaming dianggap sebagai sesuatu yang remeh dan sudah biasa.
Baca Juga: Psikolog Ayoe Sutomo Soroti Eratnya Hubungan Psikologi dengan Semua Aspek Kehidupan
Padahal, beauty shaming bukan ucapan iseng belaka karena bisa berdampak terhadap kesehatan mental orang yang mendengarnya, lho!
Ayoe Sutomo, M.Psi., Psikolog. seorang psikolog anak, remaja, dan keluarga menjelaskan soal gentingnya permasalahan beauty shaming dan efeknya terhadap kesehatan mental.
“Aku sempat baca ada satu riset yang dilakukan oleh salah satu brand kecantikan di Indonesia yang bilang bahwa 62 persen perempuan di Indonesia pernah mengalami body shaming. Jadi itu kan angka yang besar sekali,” ujarnya.
Selain itu, tak sedikit pula jurnal penelitian dari luar negeri yang menyampaikan banyaknya permasalahan psikologis yang berhubungan dengan pengalaman beauty shaming.
Menurut Ayoe, beauty shaming merupakan permasalahan yang akrab dengan kehidupan sehari-hari perempuan karena banyak yang pernah mendengar bahkan mengalami.
Namun, sayangnya hal itu membuat beauty shaming seringkali dianggap sebagai suatu hal yang lalu dan sudah biasa.
Padahal faktanya, beauty shaming dapat menimbulkan dampak yang besar terhadap kesehatan mental korbannya.
“Bahkan bisa mengganggu kepercayaan diri individu, mengakibatkan individu kerap merasa cemas, dan bisa berpengaruh juga bagaimana individu memandang diri dan memandang tubuhnya,” jelas Ayoe.
Baca Juga: Bahaya Kecanduan Belanja Bagi Kesehatan Mental yang Wajib Kamu Ketahui!
Jika didengar terus menerus dan dalam jangka waktu yang panjang, ucapan-ucapan beauty shaming dapat terinternalisasi dalam diri korban beauty shaming.
Akibatnya, masalah ini akan berkaitan dengan kecemasan dan rendahnya rasa percaya diri.
Nah, itu dia Stylovers penjelasan psikolog soal beauty shaming dan efeknya terhadap kesehatan mental.
Apakah kamu pernah memiliki pengalaman atau melihat adanya beauty shaming di lingkungan sekitarmu? (*)
#StopBeautyShaming
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Cara Benar Membersihkan Dispenser Agar Kualitas Air Minum Terjaga, Mama Milenial Wajib Tahu!
KOMENTAR