Stylo Indonesia - Stylovers, apakah kamu sudah pernah mendengar istilah clean beauty di dunia kecantikan?
Dewasa ini konsep clean beauty semakin banyak digunakan oleh brand-brand kecantikan baik dari luar maupun dalam negeri.
Konsep clean beauty menawarkan perawatan kecantikan yang diklaim lebih alami, lebih etis dalam proses bisnisnya, dan lebih aman untuk digunakan.
Namun, apa betul konsep clean beauty sudah pasti lebih aman untuk semua orang?
Dilansir dari Good Face Project, inilah fakta lengkap tentang clean beauty yang menarik untuk diketahui.
Clean beauty kerap dikaitkan dengan istilah lain seperti natural beauty dan green beauty. Tapi pada intinya, apa arti dari gerakan clean beauty?
Karena tidak ada definisi resminya, banyak brand telah mengambil keputusan sendiri untuk mendefinisikan clean beauty menurut agenda mereka.
Namun secara umum, produk yang mengklaim dirinya clean beauty harus memenuhi dua kriteria utama ini:
1. Bahan tidak beracun
Intinya, clean beauty berarti kita dapat menggunakan suatu produk tanpa membahayakan kesehatan sendiri. Label bahan harus hanya berisi bahan yang aman dan tidak beracun.
Baca Juga: Mengenal Konsep Sustainable Beauty, Solusi Masalah Sampah Kemasan Akibat Tren Skincare
2. Transparan soal kandungan
Saat brand kecantikan berusaha untuk membuat daftar semua bahan dan label yang sesuai, mereka berada di jalur yang benar untuk clean beauty. Namun, tidak semua brand transparan.
Clean beauty secara sederhana tidak mengandung bahan yang misterius, dan clean beauty tentunya tidak mengklaim sebagai sesuatu yang mengada-ada.
Clean Beauty yang Sederhana
Mungkin Stylovers sudah lebih familiar dengan kata-kata seperti "alami" dan "organik".
Clean beauty bukan berarti 100% sempurna. Artinya, bahan-bahannya bersih asalkan aman dan tidak beracun.
Ini juga berarti bahwa clean beauty tidak harus semuanya alami, bebas pengawet, dan lain-lain. Clean beauty lebih identik dengan produk kecantikan yang tidak beracun.
Alih-alih berfokus pada kata kunci seperti "alami" dan "organik", beralih ke produk clean beauty berfokus pada menghilangkan racun sebanyak mungkin dari produk yang sehari-hari kita gunakan.
Clean beauty juga tentang membuat diri kita lebih sadar. Dalam dunia kecanitkan, konsumen memiliki banyak tanggung jawab untuk memperhatikan apa yang ada di kosmetiknya.
Ada beberapa kesalahpahaman tentang kecantikan bersih yang perlu diperjelas.
Apakah Clean Beauty Harus Alami?
Clean beauty telah ada sejak lama, tetapi gerakannya berkembang pesat.
Sebelumnya, produk yang hanya mengandung bahan-bahan alami dianggap sebagai bintang dari clean beauty. “Bebas pengawet” merupakan salah satu klaimnya.
Namun, jawaban atas pertanyaan tadi adalah tidak, clean beauty tidak harus selalu alami.
Di abad kedua puluh satu ini, ilmu kecantikan telah berkembang untuk menciptakan banyak bahan sintetis yang aman, bahan-bahan buatan manusia yang aman, dan bahkan pengawet yang aman.
Faktanya, semua kosmetik memang harus mengandung beberapa bentuk pengawetan yang aman untuk menjaga stabilitas formulasinya.
Selama bahan sintetis tersebut tidak beracun dan terbukti tidak memiliki efek berbahaya, bahan tersebut dapat dimasukkan ke dalam produk clean beauty.
Apakah Clean Beauty Harus Organik?
Mirip dengan klaim alami, klaim organik juga sering disalahartikan dengan clean beauty.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Masker Lokal Bahan Organik untuk Atasi Semua Permasalahn Kulit Wajah
Seperti halnya makanan organik, ada banyak manfaat bahan organik dalam kosmetik, tetapi bahan non-organik sama amannya.
Intinya, tidak, clean beauty tidak harus organik. Ya, clean beauty bisa menjadi organik, tetapi itu bukan persyaratan yang mutlak.
Persyaratan utamanya adalah bahwa bahan-bahan tersebut aman, terlepas dari apakah bahan tersebut organik atau tidak.
Apakah Kecantikan Bersih Harus Ramah Lingkungan?
Masalah ramah lingkungan dalam klaim di dunia kecantikan seringkali diasosiasikan dengan istilah-istilah seperti berasal dari tumbuhan, vegan, cruelty-free, eco-friendly, dan sustainable.
Meski kriteria itu kedengarannya bagus, produk kecantikan dapat menunjukkan semua karakteristik ini dan tidak dianggap clean beauty jika mengandung bahan beracun.
Sebaliknya, produk kecantikan dapat memiliki bahan-bahan yang murni dan aman, tetapi mungkin bersumber secara konvensional atau mengandung produk hewani (misalnya madu, beeswax, sutra).
Dalam hal ini, produk masih dianggap clean beauty karena tidak beracun, tetapi tidak dianggap ramah lingkungan. Jadi tidak, clean beauty tidak harus selalu ramah lingkungan.
Kebalikan dari Clean Beauty: Toxic Beauty
Menemukan brand clean beauty membutuhkan sedikit usaha, terutama jika kita baru mengenal kecantikan non-toksik.
Untuk memulai, mari kita lihat beberapa tanda bahaya yang muncul ketika suatu produk jelas beracun.
Apa itu "Greenwashing"?
Kriteria kedua untuk clean beauty adalah transparan soal kandungan. Di sinilah greenwashing menyebabkan beberapa ketidakkonsistenan pada beberapa label produk brand.
Greenwashing terjadi ketika sebuah perusahaan menggunakan periklanan dan pemasaran untuk menyampaikan pesan palsu bahwa produk mereka baik untuk kita dan/atau lingkungan.
Banyak perusahaan ingin menarik konsumen yang sadar akan kesehatan dan keberlanjutan mereka.
Alih-alih menerapkan praktik untuk membuat produk yang lebih sehat dan ramah lingkungan, perusahaan menggunakan cara greenwashing untuk menarik perhatian konsumen tanpa memenuhi janji mereka.
Perusahaan dapat dengan mudah lolos dari penggunaan label yang menyesatkan konsumen karena klaim tertentu tidak diatur oleh Food & Drugs Association (FDA).
Baca Juga: Garnier Green Beauty Jadi Langkah Perubahan untuk Bumi yang Lebih Baik
Selain kurangnya regulasi FDA, FDA bahkan tidak memiliki definisi standar untuk sebagian besar klaim yang digunakan pada produk kecantikan.
Artinya, perusahaan kosmetik memiliki kontrol kreatif penuh tentang apa yang mereka anggap organik, alami, dan lain-lain. Karena FDA tidak mengatur atau menentukan klaim ini.
Oleh sebab itu, kita tetap perlu berhati-hati dengan klaim seperti organik, alami, tidak mengandung bahan kimia berbahaya, tidak menyebabkan alergi, dan cruelty-free.
Seperti yang baru saja dijelaskan, kita bahkan tidak dapat memercayai kemasan produk begitu saja untuk mengetahui apakah suatu produk sesuai dengan yang dikatakannya.
Lantas, bagaimana cara menghilangkan racun dari rutinitas kecantikan kita?
Mulailah dengan menghindari 10 bahan berikut ini yaitu paraben seperti Propylparaben dan Iosbutylparaben, fragrance, filter UV kimiawi seperti Octinoxate dan Oxybenzone, Diethanolamine (DEA), Triclosan, Phthalates seperti Dibutyl phthalate, Sodium laureth sulfate (SLS), Formaldehyde, Polyethylene (PEGs) seperti PEG-10 laurate, dan Butylated hydroxyanisole (BHA).
Nah, itu dia Stylovers fakta tentang clean beauty yang menarik untuk diketahui. Tertarik memiliki rutinitas kecantikan yang sepenuhnya clean beauty? (*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR