Kebalikan dari Clean Beauty: Toxic Beauty
Menemukan brand clean beauty membutuhkan sedikit usaha, terutama jika kita baru mengenal kecantikan non-toksik.
Untuk memulai, mari kita lihat beberapa tanda bahaya yang muncul ketika suatu produk jelas beracun.
Apa itu "Greenwashing"?
Kriteria kedua untuk clean beauty adalah transparan soal kandungan. Di sinilah greenwashing menyebabkan beberapa ketidakkonsistenan pada beberapa label produk brand.
Greenwashing terjadi ketika sebuah perusahaan menggunakan periklanan dan pemasaran untuk menyampaikan pesan palsu bahwa produk mereka baik untuk kita dan/atau lingkungan.
Banyak perusahaan ingin menarik konsumen yang sadar akan kesehatan dan keberlanjutan mereka.
Alih-alih menerapkan praktik untuk membuat produk yang lebih sehat dan ramah lingkungan, perusahaan menggunakan cara greenwashing untuk menarik perhatian konsumen tanpa memenuhi janji mereka.
Perusahaan dapat dengan mudah lolos dari penggunaan label yang menyesatkan konsumen karena klaim tertentu tidak diatur oleh Food & Drugs Association (FDA).
Baca Juga: Garnier Green Beauty Jadi Langkah Perubahan untuk Bumi yang Lebih Baik
Selain kurangnya regulasi FDA, FDA bahkan tidak memiliki definisi standar untuk sebagian besar klaim yang digunakan pada produk kecantikan.
Artinya, perusahaan kosmetik memiliki kontrol kreatif penuh tentang apa yang mereka anggap organik, alami, dan lain-lain. Karena FDA tidak mengatur atau menentukan klaim ini.
Oleh sebab itu, kita tetap perlu berhati-hati dengan klaim seperti organik, alami, tidak mengandung bahan kimia berbahaya, tidak menyebabkan alergi, dan cruelty-free.
Seperti yang baru saja dijelaskan, kita bahkan tidak dapat memercayai kemasan produk begitu saja untuk mengetahui apakah suatu produk sesuai dengan yang dikatakannya.
Lantas, bagaimana cara menghilangkan racun dari rutinitas kecantikan kita?
Mulailah dengan menghindari 10 bahan berikut ini yaitu paraben seperti Propylparaben dan Iosbutylparaben, fragrance, filter UV kimiawi seperti Octinoxate dan Oxybenzone, Diethanolamine (DEA), Triclosan, Phthalates seperti Dibutyl phthalate, Sodium laureth sulfate (SLS), Formaldehyde, Polyethylene (PEGs) seperti PEG-10 laurate, dan Butylated hydroxyanisole (BHA).
Nah, itu dia Stylovers fakta tentang clean beauty yang menarik untuk diketahui. Tertarik memiliki rutinitas kecantikan yang sepenuhnya clean beauty? (*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR