Stylo.ID - Kota Tangerang memang dikenal sebagai kota terbesar ketiga di Jabodetabek, yang punya banyak infrastuktur yang mendukung terciptanya sebuah kawasan hunian yang nyaman.
Selain itu, Tangerang juga tergolong sebagai salah satu kota yang melek teknologi, pasalnya penerapan teknologi informasi berbasis elektronik di sana termasuk baik.
Tidak tanggung-tanggung, Pemerintah Kota Tangerang telah menerapkan dan mengembangkan konsep Liveable, Investable, Visitable dan E-city yang disingkat menjadi LIVE.
Namun sayangnya, di balik kecanggihan infrastrukturnya, rupanya kecukupan gizi anak di masa 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) tergolong rendah alias stunting.
Baca Juga: Walau Makan Sedikit Tapi Kok Berat Badan Terus Naik ya? Ternyata Ini Alasannya!
Tercatat, ada sebanyak 36 anak usia di bawah 5 tahun berada dalam status gizi kurang.
Hal ini ditengarai akibat konsumsi susu kental manis pada anak usia di bawa lima tahun (balita).
Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengakui masih banyak anak-anak yang mengalami stunting atau masalah kurang gizi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, tercatat ada sebanyak 28,8 persen warganya menderita kurang gizi.
"Stunting ini masih dianggap biasa, padahal ini berdampak pada pertumbuhan anak, masyarakat harus tahu masalah stunting supaya bisa diminimalisir keberadaannya," ujar Ahmed Zaki, dikutip dari Nova.id.
Aktivis kesehatan anak, Yuli Supriati mengatakan di beberapa daerah, stunting masih belum menjadi kekhawatiran masyarakat.
Baca Juga: Tetap Sehat di Hari Raya Idul Fitri, Batasi Jumlah Konsumsi Makanan Pemicu Kolesterol
Calon ibu dan ibu-ibu muda, dikatakan Yuli masih banyak yang tidak teredukasi mengenai stunting.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR