Stylo.ID - Olahraga kini menjadi gaya hidup baru bagi para masyarakat di perkotaan.
Sebagian masyarakat kini terbiasa melakukan sejumlah olahraga bahkan di tengah perkotaan dengan polusi.
Lantas, amankah olahraga di daerah polusi?
Baca Juga: 5 Posisi Seks yang Ampuh Bakar Kalori Lebih Banyak, Kamu Bisa Sambil Olahraga Nih!
Dilansir Stylo.ID dari Kompas.co, peneliti menemukan, mereka yang paling aktif berolahraga memiliki risiko lebih rendah terkena tekanan darah tinggi.
Level aktivitas masing-masing peserta dimasukkan ke kategori sesuai metabolic equivalents yang dilaporkan.
Kategori itu antara lain tidak aktif atau 0 MET (setara kondisi duduk tenang), sedang atau 0-8,75 MET (berjalan sekitar 12 menit atau kurang), dan tinggi atau > 8,75 MET (berjalan lebih cepat selama lebih dari 12 menit).
Studi ini menemukan, setiap kenaikan tingkat polusi udara dikaitkan dengan risiko hipertensi 38 persen lebih tinggi, sedangkan peningkatan aktivitas olahraga menurunkan risiko tekanan darah tinggi sebanyak 6 persen.
Kemudian, mereka yang berolahraga dalam intensitas sedang memiliki risiko hipertensi 4 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak berolahraga.
Mereka yang berolahraga dengan intensitas tinggi memiliki risiko hipertensi 13 persen lebih rendah daripada yang tidak berolahraga.
Ini menunjukkan, olahraga tetap memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan jantung, meskipun berisiko terkena polusi udara.
"Berdasarkan hasil, kita dapat mengatakan, jika orang dalam kelompok tidak aktif meningkatkan aktivitas fisik mereka ke tingkat sedang, risiko hipertensi pada mereka 6 persen lebih rendah."
Begitu kata penulis studi Xiang Qian Lao, Ph.D., associate professor di Jockey Club School of Public Health and Primary Care di The Chinese University of Hong Kong, Shatin, Hong Kong, kepada Runner's World.
"Jika orang-orang dapat meningkatkan aktivitas fisik mereka dari tingkat sedang ke tingkat tinggi, kita akan melihat risiko hipertensi 6 persen lebih rendah."
Namun, belum diketahui apakah olahraga teratur di daerah dengan polusi udara dinilai aman bila mempertimbangkan faktor lain seperti kesehatan paru-paru dan lainnya, kata Lao.
Baca Juga: Tuding PSBB Bikin Berat Badan Naik 5 Kilo, Mulan Jameela Jadi Sorotan Saat Lari Pakai Baju Sauna
"Kami menyimpulkan orang yang melakukan aktivitas fisik rutin di daerah dengan polusi udara kurang dari 50 microgram / m3 (konsentrasi polutan udara) cenderung aman," kata Lao.
Meski di daerah dengan polusi udara, olahraga dapat membantu mencegah risiko hipertensi, tetapi kita tetap harus waspada terhadap risiko berdasarkan tingkat polusi udara di daerah kita.
"Aktivitas fisik meningkatkan laju pernapasan, tetapi juga dapat meningkatkan jumlah polutan yang masuk ke dalam tubuh," kata Lao.
Ia menambahkan, jumlah polusi udara yang masuk akan meningkat terutama saat berolahraga di luar ruangan untuk waktu lama.
"Ini dapat memperburuk efek kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara."
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Olahraga di Daerah Polusi, Bagaimana Dampaknya Bagi Kesehatan?"
Penulis : Gading Perkasa
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
OTW Jadi Ibu Bhayangkari, Intip Gaya Anggun Febby Rastanty di Momen Pengajian Sebelum Dinikahi Polisi
KOMENTAR