Stylo.ID - Masyarakat Indonesia kini masih harus waspada dalam menghadapi wabah pandemi virus corona.
Hal ini karena per hari Senin (22/6/2020), telah terdapat 46.845 kasus positif corona dengan penambahan 954 kasus baru.
Dari jumlah tersebut, terdapat 2500 orang meninggal dunia, dengan 18.735 orang dinyatakan sembuh.
Saat ini, Indonesia tercatat sebagai negara dengan total kasus infeksi dan kasus aktif Covid-19 tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Baca Juga: Waktu Pencairan Gaji ke-13 PNS Terus Dipertanyakan, Begini Penjelasan Kementerian Keuangan
Berdasarkan data Worldometer, Senin (22/6/2020), total kasus Covid di Tanah Air ada di angka 46.845 kasus, dan kasus aktif atau yang belum dinyatakan sembuh ada 25.610 kasus.
Selain tertinggi di antara negara-negara ASEAN, angka kasus Covid aktif Indonesia secara global ada di urutan ke-18 dunia.
Peringkat Indonesia ini lebih tinggi dari jumlah total kasus yang saat ini berada di urutan 29.
Mengenai peringkat total kasus infeksi dan active case Covid-19 negara-negara dunia dapat dilihat di Worldometers.com.
Baca Juga: Perbedaan Eye Cream VS Eye Serum, Mana yang Lebih Penting Dipakai?
Kondisi kesehatan masyarakat
Melihat fakta ini, ternyata ada salah satu faktor yang bisa disebut sebagai alasan utama mengapa kasus aktif Covid masih tinggi di Indonesia.
Faktor itu adalah kondisi kesehatan masyarakat, sebagaimana disampaikan oleh epidemiolog Dicky Budiman.
"Active cases juga dipengaruhi beberapa faktor, seperti banyaknya pasien dengan komorbid, lansia, dan lain-lain yang umumnya perlu waktu lama dalam pemulihan," kata Dicky, dihubungi Selasa (23/6/2020) siang.
Lebih dalam soal komorbiditas atau penyakit awal yang memperparah Covid-19, Dicky menyebut obesitas dan diabetes yang angkanya cukup tinggi di Indonesia.
"Obesitas dan penyakit tidak menular Indonesia tinggi, bahkan diabetes termasuk salah satu yang tertinggi di dunia.
Kelompok masyarakat ini termasuk yang berisiko tinggi terpapar Covid-19 sekaligus menjadi parah dan perlu perawatan (lebih lama di) RS," ujarnya.
Karena itu, Dicky kembali menyebut pentingnya pelacakan dan pengujian Covid-19 yang lebih massif sejak awal.
Pendeteksian ini sangat berperan penting dalam menekan temuan kasus yang sudah ada dalam tahap parah.
Baca Juga: Sebaiknya Jangan Sembarangan! Inilah Waktu Terbaik untuk Tidur Siang agar Tak Membahayakan Kesehatan
Juga penting untuk menghambat terjadinya transmisi yang lebih luas.
"Dengan adanya strategi testing yang cepat (early detection) maka akan mencegah terjadinya banyak kasus aktif akibat pasien yang ditemukan sudah dalam kondisi parah atau memerlukan rawatan kesehatan," sebut dia.
Jika upaya ini berhasil dimaksimalkan, maka banyaknya kasus aktif bisa ditekan ke angka seminimal mungkin.
Waktu perawatan dan pemulihan Dicky menjelaskan, pasien Covid-19 yang sudah parah, yang biasanya diakibatkan oleh penyakit bawaan yang diderita, membutuhkan waktu perawatan dan pemulihan lebih lama darpada pasien Covid-19 yang tidak memiliki riwayat sakit lainnya.
Dicky menegaskan tingginya kasus aktif yang masih ada di Indonesia, bukan semata-mata karena lemahnya sistem medis yang ada, namun lebih kepada kondisi masing-masing pasien yang membutuhkan waktu perawatan cukup lama.
Berbeda cerita, ketika pasien-pasien ini sebelumnya memiliki kondisi kesehatan prima, karena gaya hidup sehat yang dijalankan sejak lama.
Maka kasus komplikasi semacam ini bisa dihindari.
"Proses tidak akan mencederai hasil, semua berbuah dari perilaku sehat yang konsisten," ucap Dicky.
Bagaimana jika kasus aktif terus meningkat?
Dicky tidak menampik adanya potensi sistem kesehatan kita yang akan ambruk apabila kasus aktif ini terus meningkat.
Baca Juga: Selain Kopi, 3 Minuman Ini Ampuh untuk Menghilangkan Kantuk
Rumah sakit dan pusat kesehatan yang kewalahan menangani pasien-pasien Covid-19 yang membeludak tentu akan berpengaruh pada jalannya pelayanan kesehatan yang lain.
Namun, semua itu bisa dicegah dengan terus berupaya melandaikan kurva kasus baru.
Mulai dari melakukan pelacakan, pengujian, mengubah perilaku masyarakat menjadi tertib, dan isolasi.
"Pelandaian kurva dengan intervensi testing, tracing, isolasi, dan perubahan perilaku masyarakat (kesadaran) menggunakan masker, jaga jarak, dan lain-lain. Termasuk menutup sekolah, kantor, dan pembatasan bepergian atau perjalanan," urainya. (*) Justina Stylo.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Angka Kasus Aktif Covid Indonesia Tertinggi di ASEAN dan 18 Dunia, Apa Penyebabnya?"
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR