Ternyata, beberapa tahun berlalu, Yanzer masih saja di-bully oleh teman-temannya. Kali ini, justru karena perbedaan budaya.
Untuk menjalani pendidikannya di Universitas, Yanzer terpaksa harus rela meninggalkan rumah dan keluarga untuk merantau ke pulau Jawa, tepatnya Yogyakarta.
Besar di Kupang, perbedaan budaya pun sempat menjadi permasalahan bagi Yuliana Sere.
Di awal perkuliahan, Yanzer sempat dijadikan bahan lelucon karena logat bahasanya khas Timur-nya yang kental.
“Jujur untuk beradaptasi dengan lingkungan seperti ini, butuh waktu lumayan lama bagi saya.” Cerita Yanzer atau Yuliana Sere pada Livi Stylo.ID.
Berat, Yanzer sempat mengalami depresi hingga memengaruhi studinya seperti kesulitan untuk konsentrasi saat belajar, terutama saat harus ditugaskan untuk bekerja dalam kelompok.
Alih-alih ungkapkan kemarahan atau menyimpan sakit hati, Yanzer hanya membalas bully-an tersebut dengan senyuman.
Baca Juga: Maisty Akhdaniyah: Pulasan Kreasi Makeup Penuh Cinta dari Kursi Roda #InspirasiCantik
Semakin lama, Yanzer jadi terbiasa akan olokan teman-temannya tersebut dan hanya menganggapnya angin lalu.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Artkea Annual Show 2024 Bertajuk Poise yang Terinspirasi dari Keseimbangan dan Harmoni Kehidupan
KOMENTAR