Waspada Endometriosis Silent Killer Bagi Perempuan, Nyeri Haid Berat Jadi Salah Satu Tandanya!

By Astria Putri Nurmaya, Minggu, 1 Mei 2022 | 12:27 WIB
Waspada Endometriosis Silent Killer Bagi Perempuan, Nyeri Haid Berat Jadi Salah Satu Tandanya! (freepik.com)

Stylo Indonesia - Endometriosis merupakan salah satu penyakit kronis yang berhubungan dengan reproduksi perempuan.

Sayangnya, tak banyak yang tahu mengenai gejala Endometriosis, sehingga penyakit kronis ini banyak diabaikan oleh penderitanya, Stylovers.

Padahal Endometriosis merupakan penyakit yang termasuk silent killer alias pembunuh dalam diam.

Penyakit kronis Endometriosis ini dijelaskan adanya jaringan endometrium, yang ada di luar rahim dan ditemukan pada perempuan dari semua kelompok etnis dan sosial.

Kurangnya kesadaran, kekhawatiran, tabu yang terkait dengan menstruasi dan ketidaktahuan membuat banyak perempuan menanggung rasa sakit secara diam-diam tanpa perawatan yang tepat.

Penelitian telah menunjukkan bahwa hal itu dapat terjadi pada gadis remaja, tetapi karena tabu masyarakat dalam konsultasi ginekolog untuk gadis-gadis muda, ada keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Gejala dan tanda endometriosis yang harus Stylovers waspadai:

- Nyeri panggul kronis

Baca Juga: Jurnal Pejuang Haid Rimas Chairun Nisa: Menjaga Kesehatan Tubuh dan Mental adalah Kunci Utama Siklus Haid Teratur

- Nyeri haid yang persisten (dismenorea) yang dapat mempengaruhi aktivitas dan psikologi sehari-hari

- Nyeri kronis selama atau setelah hubungan seksual

- Gastrointestinal siklik atau gejala terkait periode, khususnya, buang air besar dengan nyeri akut

- Kencing siklik atau gejala yang berhubungan dengan periode, khususnya, darah dalam urin atau nyeri saat buang air kecil

Satu atau lebih gejala yang disebutkan di atas, menurut Prof. Dr. dr. Wiryawan Permadi, Sp.OG(K) endometriosis merupakan penyakit yang sangat individual, dengan gejala dan dampak yang bervariasi.

Beberapa wanita memiliki nyeri yang ringan saat haid, namun ada yang memiliki gejala nyeri haid berat dan berulang.

Prevalensi endometriosis sebagai penyakit kronik progresif dengan rasa nyeri tinggi yang diderita oleh hampir 10% perempuan usia reproduktif di seluruh dunia.

Di Indonesia, prevalensi umum berkisar antara 3% - 10%, terutama pada perempuan dalam usia reproduksi.

“Perempuan dan anak perempuan yang memiliki kerabat dekat dengan endometriosis memiliki kemungkinan 7-10 kali lebih besar untuk memiliki endometriosis.

Baca Juga: Sering Merasa Keram di Perut Bagian Bawah Saat Menstruasi, Hati-hati Gejala Endometriosis!

Endometriosis juga dilaporkan menelan biaya yang sangat mahal dalam perawatan kesehatan, ketidakhadiran dan kehilangan partisipasi sosial dan ekonomi,” jelas Prof. Wiryawan dikutip Stylo dari Grid Health dalam webinar menerbitkan Pedoman Konsensus baru “Diagnosis Klinis dan Penatalaksanaan Medis Dini untuk Endometriosis : Konsensus untuk Asia” di Jakarta (29/03/2022).

Pedoman ini sejalan dengan tatalaksana terbaru yang diterbitkan oleh European Society of Human Reproduction and Embryology (ESHRE) pada tahun 2022, yang menjelaskan praktik terbaik penanganan perempuan pengidap endometriosis.

Kedua tatalaksana ini menekankan pentingnya prosedur non-invasif dalam diagnosis dan pengobatan awal untuk menciptakan perawatan yang berfokus pada pasien.

Sebagai contoh, pengenalan gejala sebaiknya dilakukan sebelum menggunakan laparoskopi untuk diagnosis, dan perawatan medis disarankan untuk manajemen nyeri pascabedah. (Traya/Stylo)(*)

Baca Juga: Jadi Tanda Infeksi Organ Intim, Ini 3 Jenis Bau Darah Menstruasi yang Perlu Perempuan Waspadai!

Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul, "Endometriosis, Gangguan Reproduksi Wanita yang Perlu Diwaspadai"

Penulis: Soesanti Harini Hartono