Intip Karya Inspiratif UMKM Difabel Olah Lukisan Jadi Produk Fashion Nan Modis

By Cerysa Nur Insani, Senin, 6 Desember 2021 | 16:00 WIB
Karya Inspiratif UMKM Difabel Olah Lukisan Jadi Produk Fashion (Dok. Image Dynamics PR)

Stylo Indonesia - Hai Stylovers, udah tahu belum nih, kalau setiap tanggal 3 Desember adalah peringatan Hari Difabel Sedunia atau Hari Disabilitas Internasional.

Tanggal 3 Desember ini telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebagai Hari Difabel Sedunia sejak tahun 1992, lho.

Hari Difabel Sedunia diperingati untuk mendukung kesetaraan bagi para difabel sepenuhnya, bahwa mereka perlu diikutsertakan dalam semua aspek masyarakat dan pembangunan.

Termasuk dalam bidang ekonomi, seperti yang dilakukan oleh UMKM difabel berikut ini dalam memberdayakan para difabel untuk berkarya dan memiliki pendapatannya sendiri.

Baca Juga: Jelang Acara Start Summit Extension - Women In Tech, Tokopedia Bagikan Tips Perempuan Berkarir di Industri Teknologi!

Ada kisah inspiratif yang dilakukan oleh UMKM difabel yaitu The Able Art yang memberi akses bagi para seniman difabel untuk berkarya dan bisa hidup dari karya mereka.

Bermula dari kecintaannya terhadap dunia sosial, Tommy Budianto mendirikan The Able Art di Pasuruan pada tahun 2017. 

Tommy ingin memberdayakan para seniman difabel agar bisa memiliki pendapatan tetap dari karya yang mereka ciptakan.

“The Able Art didirikan untuk memberdayakan para seniman difabel agar tetap bisa berkarya sehingga mereka bisa memperoleh pendapatan tetap. Kami ingin setiap karya memiliki nilai sosial bagi masyarakat Indonesia,” jelas Tommy.

Dengan The Able Art, Tommy membantu mereproduksi lukisan-lukisan karya seniman difabel dan diolah menjadi berbagai produk yang layak dijual.

Sadikin Pard, salah satu seniman difabel di The Able Art. (Dok. Image Dynamics PR)

Tommy mengajak sejumlah seniman lukis difabel dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Malang, hingga Bali. 

Bahkan, tak jarang Tommy berkunjung langsung ke tempat para seniman difabel ini demi mendapatkan hasil reproduksi lukisan yang kualitasnya tinggi.

Baca Juga: Malam Ini! Tips Nonton Tokopedia WIB: Indonesia K-Pop Awards, 10 Grup K-Pop dalam Satu Panggung!

Lukisan tersebut kemudian diaplikasikan pada produk fashion seperti hijab, tas, pouch, dan lain-lain, yang menjadi cantik dan modis setelah dihias dengan lukisan karya para seniman difabel, lho!

Siapa sangka, lukisan para seniman difabel ini dapat menambah nilai jual suatu produk fashion sehingga diminati oleh masyarakat karena tak hanya berguna, tapi juga tampak cantik.

Produk hijab dan tas karya seniman difabel dari The Able Art. Jadi cantik dan modis, ya! (Dok. Image Dynamics PR)

Produk fashion dari reproduksi lukisan karya seniman difabel ini pun kemudian dipasarkan secara offline dan online agar dapat menjangkau lebih banyak pembeli.

Karya seniman difabel di The Able Art ini juga bisa didapatkan dengan mudah lewat marketplace, sehingga bisa menjangkau pembeli di berbagai wilayah Indonesia. Keren banget kan, Stylovers?

“Di awal berjualan, penjualan kami hanya berkisar 10-20% dari sebelum kami bergabung dengan Tokopedia. Setelah memanfaatkan Tokopedia, The Able Art bisa mengirimkan rata-rata 100 pesanan dalam sebulan ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Papua,” ungkap Tommy.

Keterbatasan Tak Jadi Halangan

Tak bisa dipungkiri bahwa kisah inspiratif para difabel ini membuktikan bahwa keterbatasan tak jadi halangan untuk berkarya dan berusaha ya, Stylovers.

Seperti kisah inspiratif Suhartini, tunadaksa yang dapat membangun bisnis tokonya sendiri hingga bisa menjadi sumber utama pendapatan keluarganya.

Baca Juga: Dukung UMKM, Tokopedia Bersama Dekranas Hadirkan Festival Fashion Lokal Jawa Barat

Suhartini, tunadaksa pemilik warung kelontong Toko Lariz di Semarang ini dapat membangun bisnisnya sendiri dengan memanfaatkan kemudahan teknologi, lho.

Suhartini dapat menstok produk sembako untuk tokonya hanya melalui aplikasi, tanpa harus keluar rumah dengan bergabung ke ekosistem Mitra Tokopedia sejak 2019.

Suhartini, tunadaksa asal Semarang pemilik usaha Toko Lariz. (Dok. Image Dynamics PR)

Selain itu, pendapatan Suhartini juga meningkat dengan menjual produk digital di tokonya seperti pulsa, paket data, token listrik, dan PDAM.

“Sejak bergabung di Mitra Tokopedia, warung saya semakin laris. Isi ulang stok warung juga sangat mudah karena saya tidak harus keluar rumah. Dengan berjualan produk digital, omzet saya naik 2 kali lipat,” ujar Suhartini.

Kisah inspiratif Suhartini yang bisa mendapatkan sumber utama pendapatan lewat toko yang ia bangun ini membuktikan bahwa keterbatasan tak jadi halangan dalam berusaha, ya.

Dengan kemauan yang keras dan akses yang mudah terhadap teknologi bermanfaat, setiap orang bisa menjadi sosok yang berdaya.

“Keterbatasan fisik bukan penghalang bagi saya. Dengan adanya teknologi, semua hal dimungkinkan. Saya ingin terus membuktikan bahwa tunadaksa bermodal minim juga bisa menciptakan peluang,” ungkap Suhartini.

Baca Juga: PPKM Darurat Diperpanjang, 3 Kategori Barang Ini Paling Diburu di Tokopedia!

Dalam rangka memperingati Hari Difabel Sedunia, Ekhel Chandra selaku External Communications Senior Lead Tokopedia berharap ke depannya akan semakin banyak peluang terbuka bagi difabel lewat pemanfaatan teknologi.

“Tokopedia terus memberikan panggung seluas-luasnya bagi pegiat UMKM lokal, termasuk difabel, untuk menciptakan peluang lewat pemanfaatan teknologi agar bisa bangkit bersama memulihkan ekonomi,” tukas Ekhel.

Nah, itu dia Stylovers kisah dan karya inspiratif dari UMKM difabel Tanah Air. Sangat inspiratif, bukan? (*)