Obat Jerawat yang Harus Diresepkan oleh Dokter, Jangan Sembarangan!

By Cerysa Nur Insani, Jumat, 12 November 2021 | 11:10 WIB
Obat Jerawat yang Harus Diresepkan oleh Dokter (pexels.com)

Stylo Indonesia - Stylovers, sudah tahu belum apa saja obat jerawat yang harus diresepkan oleh dokter?

Deretan obat jerawat yang harus diresepkan oleh dokter ini tidak boleh digunakan dengan sembarangan.

Dengan mengetahui apa saja obat jerawat yang harus diresepkan oleh dokter, Stylovers dapat lebih berhati-hati dalam memilih obat jerawat yang mungkin dijual secara bebas.

Dilansir dari sehatq.com, inilah sejumlah obat jerawat yang harus diresepkan oleh dokter.

Baca Juga: Waduh! Intip Obat Jerawat Paling Aneh yang Pernah Ada

Yuk, simak ada apa saja obat jerawat yang harus diresepkan oleh dokter berikut ini!

#1. Antibiotik

Antibiotik adalah salah satu obat penghilang jerawat yang kerap diresepkan oleh dokter.

Antibiotik untuk jerawat tersedia dalam bentuk krim, gel, atau lotion, yang langsung dioleskan pada permukaan kulit hingga obat minum atau oral.

Pengobatan jerawat menggunakan antibiotik umumnya digunakan untuk menghilangkan jerawat bertaraf ringan hingga agak parah atau yang sudah meradang.

Ada berbagai jenis salep antibiotik, tetapi yang paling sering diresepkan oleh dokter untuk mengobati jerawat adalah clindamycin dan erythromycin.

Namun, penggunaan antibiotik ini dapat menyebabkan perut tidak nyaman, kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari, hingga lebih rentan terhadap infeksi jamur, sehingga tak boleh sembarangan.

#2. Retinoid

Retinoid adalah turunan dari Vitamin A yang memiliki efek antiradang yang dapat digunakan untuk membantu mengobati jerawat membandel.

Beberapa jenis retinoid yang umum digunakan adalah Retin-A, tretinoin, dan tazarotene.

Baca Juga: Jerawat Punggung jadi Mulus, 4 Obat Jerawat Ampuh Tangkal Bakteri Harganya Murah Banget!

Retinoid berfungsi untuk mengobati jerawat dengan tingkat keparahan sedang hingga parah sekaligus mempercepat penyembuhan jerawat.

Retinoid topikal dapat menimbulkan sejumlah efek samping seperti kulit kemerahan, kering, terasa gatal, hingga meningkatkan sensitivitas kulit terhadap matahari.

Retinoid tidak disarankan bagi ibu hamil dan menyusui, sehingga sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter kulit dalam menemukan solusi masalah jerawat.

#3. Isotretinoin

Isotretinoin adalah obat minum untuk jerawat yang umum diresepkan oleh dokter untuk mengobati jerawat kistik.

Obat jerawat batu ini biasanya diberikan apabila cara menghilangkan jerawat dan bekas jerawat dengan antibiotik dan benzoil peroksida belum berhasil ampuh.

Efek samping penggunaan isotretinoin di antaranya adalah bibir pecah-pecah, nyeri sendi, gangguan fungsi hati, peningkatan kadar lipid, hingga depresi.

Jika mengalami salah satu dari gejala tersebut, pasien perlu langsung berkonsultasi dengan dokter yang meresepkannya.

Isotretinoin tidak diperbolehkan untuk ibu hamil karena dapat meningkatkan risiko kelainan bawaan pada bayi, bayi lahir prematur, hingga kematian.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Obat Jerawat Acne Gel Murah Meriah Mulai Rp10 Ribuan, Wajah Auto Mulus!

#4. Asam azelaic

Apabila cara mengobati jerawat lainnya masih sulit menyembuhkan jerawat, bisa jadi dokter akan meresepkan azam azelaic.

Asam azelaic memiliki sifat antimikroba dan antiradang yang diyakini efektif sebagai cara mengobati jerawat sekaligus mencegah kemunculannya kembali di kemudian hari.

Selain itu, azelaic acid juga bermanfaat untuk membersihkan pori-pori kulit dari bakteri penyebab jerawat.

Namun, asam azelaic ini sebenarnya jarang menjadi anjuran pertama dari dokter spesialis kulit untuk mengobati jerawat, sebab cara kerjanya cenderung lebih lama.

Penggunaan azelaic acid dapat menyebabkan berbagai efek samping seperti sensasi kulit terbakar, kulit kering, memerah, dan mengelupas sehingga tidak boleh sembarangan.

#5. Pil kontrasepsi

Pil kontrasepsi sering kali diresepkan sebagai obat jerawat untuk perempuan sehat yang kebetulan juga membutuhkan kontrasepsi.

Pil KB bisa menjadi pilihan obat untuk jerawat setelah pengobatan menggunakan krim oles dan antibiotik oral belum efektif dalam mengatasi jerawat.

Baca Juga: Jurnal Pejuang Jerawat Maria Gabrilla Yubellia: Gemar Meracik Obat Jerawat Alami, Hingga Jerawat Jadi Menghitam, Bella Sembuh dengan Cara Ini!

Penggunaan pil kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron dapat mengurangi kadar androgen dalam tubuh penderita jerawat.

Efek yang diharapkan adalah berkurangnya produksi sebum dan hilangnya jerawat.

Nah, itu dia Stylovers obat jerawat yang harus diresepkan oleh dokter. Jangan dipakai sembarangan, ya! (*)

#SemuaBisaCantik