Stylo Indonesia - Stylovers, kamu pasti sudah tidak asing dengan istilah thrifting yang belakangan semakin populer untuk mendeskripsikan kegiatan belanja baju bekas.
Belakangan ini, kegiatan thrifting alias belanja baju bekas memang semakin populer dilakukan.
Tak hanya di pasar baju bekas yang sudah lebih lama terkenal, kegiatan thrifting juga banyak dilakukan lewat penjualan online.
Bahkan tak sedikit orang yang menjadikan thrifting sebagai pilihan utama saat perlu membeli pakaian.
Dilansir dari Refinery 29, inilah alasan mengapa thrifting alias belanja baju bekas menjadi gaya belanja baru yang digandrungi oleh Generasi Z.
Baca Juga: Tips Belanja di Toko Baju Bekas untuk Tampil Modis Tanpa Miskin
Saat ini thrifting merupakan salah satu hal yang paling populer dilakukan di kalangan Gen Z. Tak heran, bagi Gen Z, thrifting bukan hanya cara untuk berbelanja, tetapi juga gaya hidup.
Olivia McCafferty-Cable, berusia 17 tahun, dari Santa Barbara, California, telah melakukan thrifting sejak ia berusia 13 tahun.
"Thrifting memungkinkan saya untuk menemukan baju-baju dengan harga yang sangat terjangkau yang tidak dimiliki orang lain yang saya kenal," katanya kepada Refinery29.
Hannah Valentine, 19 tahun dari St. Louis, Missouri, punya alasan lain mengapa ia lebih menyukai berbelanja baju bekas.
“Sekarang, saya thrifting karena saya ingin membantu menyelamatkan pakaian agar tidak dibuang, juga menyediakan cara yang mudah dan terjangkau bagi orang untuk berbelanja baju bekas sehingga mereka tidak perlu berbelanja dari brand fast fashion, ”kata Valentine.
Seorang penjual Depop, sebuah website untuk berjualan baju bekas, Monique Miu Masuko yang berusia 23 tahun, sudah sering membeli baju bekas karena ibunya mengajarinya bahwa membeli baju bekas adalah cara termudah dan paling terjangkau untuk tetap mengikuti tren.
“Thrifting itu lebih terjangkau, mudah diakses, dan ramah lingkungan, ketiganya sejalan dengan keberlanjutan masa depan Gen Z,” katanya.
Gen Z bukanlah satu-satunya demografis yang aktif berbelanja baju bekas saat ini.
Mesin telusur mode Lyst melaporkan bahwa, pada bulan September lalu, terdapat peningkatan 104% dalam penelusuran mode online untuk kata kunci yang berhubungan dengan baju bekas seperti "busana vintage" dan "slow fashion".
Diperkirakan 46% Gen Z berbelanja baju bekas pada tahun 2019, menurut Medium, dibandingkan dengan 37% milenial dan hanya 18% dari Gen X.
Baca Juga: Hobi Thrifting? Ini Dia Rekomendasi Tempat Belanja Baju Bekas Super Murah di Bandung
Tidak seperti milenial yang memiliki karakteristik "mencari validasi melalui pembelian barang-barang baru”, Gen Z justru terobsesi untuk menjadi berbeda dari teman-teman mereka.
Beberapa menyebutkan bahwa kemampuan untuk tampil unik dan membangun selera gaya yang lebih personal sebagai salah satu alasan mereka melakukan thrifting.
Thrifting memungkinkan para anak muda ini membangun kepercayaan diri dalam gayanya tanpa mengeluarkan uang berlebihan.
Ada juga masalah krisis iklim yang membayangi, yang banyak disebut sebagai motivasi utama untuk melakukan thrifting.
“Thrifting mengajari saya bahwa saya dapat memberikan dampak positif pada dunia ini dengan berbagai cara,” ujar Tori López, berusia 24 tahun asal New York.
Ia menjelaskan bahwa apa yang tadinya dilakukan sebagai eskpresi fashion, telah berubah menjadi gaya hidup yang membuat anak muda lebih memperhatikan apa yang mereka beli.
“Sekarang setelah saya dewasa, saya mendapati diri saya lebih sering mengunjungi bisnis lokal, memperhatikan sikap perusahaan besar terhadap masalah politik saat ini, dan lebih membeli kualitas daripada kuantitas,” ujarnya.
“Begitu banyak pakaian yang hanya dikenakan beberapa kali, lalu pergi ke tempat pembuangan sampah, sangat menjijikkan mengingat banyaknya sumber daya yang digunakan untuk memproduksi pakaian,” kata Lily Fulop, 24 tahun, penulis buku Wear, Repair, Repurpose: A Maker's Guide to Mending and Upcycling Clothes dan seorang desainer di Refinery29.
“Kita perlu memproduksi lebih sedikit pakaian, dan memanfaatkan pakaian yang sudah ada,” katanya.
Salah satu cara termudah dan paling terjangkau untuk melakukannya adalah dengan thrifting.
Baca Juga: Tips Belanja Baju Bekas, Cara Dapat Baju Bagus Tanpa Rogoh Kocek Dalam
"Dengan thrifting itu artinya kita sudah menghemat air, mengurangi penggunaan mikroplastik dan minyak bumi, mengurangi polusi dari pestisida, pewarna, dan proses pengiriman, dan masih banyak lagi,” lanjutnya.
Tren thrifting yang digeluti oleh Gen Z ini menunjukkan karakteristik generasi mereka yang ingin mandiri dan ingin melakukan lebih banyak hal untuk menyelamatkan planet ini.
Mereka juga ingin menghemat uang dan menghasilkan uang. Dan mereka ingin melakukan semuanya sambil mengenakan pakaian yang fashionable, dengan harga yang terjangkau.
Thrifting membuat semua itu bisa dilakukan, itulah mengapa Gen Z sangat menyukai kegiatan thrifting.
Nah, itu dia Stylovers alasan thrifting alias belanja baju bekas menjadi gaya belanja yang digandrungi oleh Gen Z. Apakah kamu juga senang melakukan thrifting? (*)