Shahid mengatakan ia pernah menerima reaksi dari sesama Muslim yang berpikir bahwa premis kontes tersebut bertentangan dengan definisi kesopanan karena menempatkan perempuan sebagai sorotan. Namun ia tetap tidak terpengaruh.
“Kita hidup di dunia nyata. Kita harus bersuara. Jika ingin ada perubahan, kita harus melakukan perubahan,” ujarnya.
“Saya mencoba untuk menunjukkan kepada Muslim bahwa tidak apa-apa untuk keluar dari zona nyaman Anda, tidak mengapa menjadi bagian dari kontes. Saya memahami bahwa kesempatan ini tidak pernah diberikan kepada Anda sebelumnya, tetapi sekarang tidak apa-apa.”
Kontesnya sendiri terus beradaptasi, mengubah beberapa idealisme yang digunakan sejak awal untuk merangkul komunitas Muslim yang lebih beragam.
Pada tahun 2018, sebagai cara untuk menyambut mualaf baru dan perempuan yang tidak dapat berbahasa Arab, kontestan diberi pilihan antara membaca Qur’an atau membaca puisi.
Baca Juga: Cara Simpel Merawat Rambut Hitam Agar Tetap Sehat dari Miss Indonesia 2014 Maria Rahajeng
Tahun ini, Muslim yang tidak menggunakan hijab akan diizinkan masuk dan berkompetisi bersama kontestan berjilbab.
Dua kontestan internasional dari Kazakhstan dan Inggris juga akan ikut berkompetisi.
"Butuh waktu lama untuk membangunnya," kata Shahid. “Jika Anda mendukung Miss Muslimah, dalam 10 tahun ke depan percayalah kita juga akan mendapatkan momentum yang bagus.”
Nah, itu dia Stylovers keunikan di balik Miss Muslimah USA, kontes kecantikan gadis Muslim yang menantang stigma di Amerika Serikat. Menarik banget, ya? (*)