Stylo.ID - Kasus Opik atau orderan piktif atau fiktif, memang sering dialami oleh mereka yang bekerja sebagai pengemudi ojek online.
Entah setan apa yang merasuki pengorder makanan ini.
Malam-malam dia membuat orderan fiktif kepada ojol senilai Rp300 ribu.
Untungnya, sang ojol berhati emas ini menyumbangkan makanannya ke panti asuhan.
Baca Juga: Trik Makeup Simpel untuk Kamu yang Sering Naik Ojek Online, Awet Seharian!
Pengurus panti pun membuat video dan mengunggahnya ke aplikasi Tik Tok dan menjadi viral.
Bahkan, video itu turut diviralkan akun @lambe turah dan sampai saat berita ini ditulis (11/8) sudah ditonton lebih dari 2.349.626 orang.
Isi videonya adalah seorang ojol yang terkena orderan fiktif sebesar Rp300 ribu.
ini dia link videonya.
Celakanya, order itu dilakukan di tengah malam, tepatnya jam 12 malam.
Yang membuat pilu, orderan itu adalah pesanan pertama pria yang mengojek dari pagi ini.
Baca Juga: Rekomendasi Body Lotion SPF Agar Kulit Tetap Putih Mulus Meski Setiap Hari Naik Ojek
Hal itu, diungkapkan oleh Ustaz Baharudin, salah seorang pengurus Yayasan Wisma Bakti Otto Iskandar Dinata, yang terletak di daerah Curug, Depok.
Ustaz Bahar mengatakan, panti asuhan yang dikelolanya didatangi seorang ojol tengah malam.
Dengan membawa kotak dus berisi paket nasi dan ayam bakar senilai Rp300 ribu rupiah.
Tentu saja, kedatangan ojol ini tengah malam membuat pengurus yang saat itu kebetulan sedang bertugas tengah malam kaget.
Baca Juga: Suka Naik Ojek Online? Pilih Jaket dan Sepatu yang Nyaman Untuk Bikers, Yuk!
Soalnya, mereka merasa tidak pernah memesan makanan tersebut via aplikasi daring.
Ternyata, setelah berkomunikasi, ojol itu baru saja menjadi korban order fiktif.
Ojol itu mengungkapkan, hari itu ia sangat sulit mendapatkan order, bahkan sejak pagi tak ada satu pun order yang masuk.
Kontan saja, saat teleponnya berdering pertanda ada yang memesan makanan, ia sangat senang dan bersemangat.
"Ada orang pesen ayam bakar senilai Rp300 ribu rupiah yang dibayar secara cash," ungkapnya dengan mata berbinar.
Tak lupa, ia menelepon terlebih dahulu sang pengorder.
"Suaranya bapak-bapak dan dia menegaskan memang memesan order makanan itu," tuturnya.
Setelah yakin bukan orderan fiktif, ia pun segera menuntaskan pesanan ke warung ayam bakar itu.
Setelah selesai, ia pun menelepon kembali sang pengorder dan menjanjikan pesanannya akan segera sampai.
Berdasarkan maps, lokasi sang pemesan ada di Pamulang, Tangerang Selatan.
Sayang, setelah ia bersusah payah berkeliling-keliling mencari alamat itu, alamat yang dituju tak juga ditemukan .
Telepon si pengorder pun mendadak tak bisa dihubungi.
Dadanya kini berdegup kencang karena ia merasa sudah menjadi korban fiktif.
Batinnya menangis, mengapa ada orang yang tega mempermainkan orang kecil seperti dia.
Uang Rp300 ribu tidaklah sedikit karena dengan uang sejumlah itu, ia bisa membeli berbagai kebutuhan pokok selama berhari-hari untuk keluarganya.
Apalagi order itu datang di tengah malam dan menjadi order pertamanya saat itu.
Tapi, pasrah karena kejadian itu sudah menjadi takdirnya hingga di malam itu, ia pun berniat menyumbangkan makanan itu ke panti asuhan.
Ojol ini pun mencari panti asuhan yang masih buka atau buka 24 jam.
Saat melihat google, ia menemukan panti asuhan Wisma Bakti Karya Otto Iskandar Dinata buka 24 jam.
Tanpa berpikir panjang, ia mengarahkan motornya sesuai arahan maps ke panti asuhan milik pejuang nasional Otto Iskandar Dinata tersebut.
Di sana, ia diterima dengan baik dan anak-anak panti asuhan sangat senang karena di pagi harinya mereka bisa menikmati sarapan dengan menu lezat hasil sumbangan bapak ojol yang baik hati tersebut.
Mereka mendoakan agar bapak ojol dam keluarganya ini diberi kesehatan dan rezeki yang luas serta banyak.
Sungguh tak terbayangkan bagaimana empati si pengorder itu makanan fiktif itu. (*) Cece/Stylo
Artikel ini telah tayang hits.grid.id dengan judul "Warganet Menangis! Bukannya Ngamuk, Ojol yang Dapat Order Fiktif Rp300 Ribu Jam 12 Malam ini Sumbangkan Makanannya ke Panti Asuhan : Ini Order Pertama Saya Sedari Pagi" Penulis: Saerful Imam