Misalnya, 10 menit saja melakukan naik-turun tangga dengan semangat bisa meningkatkan kapasitas paru-paru dan menambah semangat.
Para pekerja harus memiliki kemampuan untuk mengontrol jadwal kerja mereka.
Perusahaan bisa membantu dengan memberi saran desain rumah atau ruang kerja serta perangkat lunak yang dapat menunjang pekerjaan mereka.
Baca Juga: Inul Daratista Tampil Seksi Berbalut Gaun Belahan Tinggi Ketat, Netizen Justru Tak Kenali Wajahnya?
2. Lebih sedikit atau lebih banyak waktu luang?
Commuting atau aktivitas berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang biasa kita lakukan sehari-hari dari rumah ke kantor membuat kita terdampak polusi serta berisiko mengalami penyakit pernapasan atau masalah kardiovaskular.
Teorinya, bekerja dari rumah seharusnya dapat meminimalisasi risiko itu, baik terhadap fisik maupun psikologis.
Tidak melakukan perjalanan ke tempat kerja artinya menghemat biaya transportasi dan menyimpan lebih banyak waktu, dua hal krusial yang diyakini dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Namun, commuting seringkali memberikan ruang bagi para pekerja untuk membuat transisi antara peran kerja dan tidak-bekerja.
Hal ini penting terutama untuk orang-orang yang berkecimpung di pelayanan jasa yang rumit atau pekerjaan profesional lainnya.
Kehilangan waktu commuting bisa mengaburkan batasan itu dan berisiko memicu stres karena waktu kerja dan tidak-bekerja telah melebur.