Keterlaluan Banget! Setelah Muslim Uighur, Budha di Tibet dan Umat Kristen, Kini China Gempur Vatikan Diduga Bagian dari Rencana Komunisme

By Stylo Indonesia, Jumat, 31 Juli 2020 | 15:45 WIB
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di acara pelantikan Monsiyur (Mgr) Ignatius Suharyo sebagai kardinal di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Sabtu (5/10/2019). (Handout)

Kala itu, Paus kirim utusan-utusan kuat ke pengadilan kerajaan di seluruh dunia.

Namun laporan itu seperti merujuk cerita-cerita Dan Brown mengenai Gereja Katholik zaman pertengahan daripada analisis data yang selektif.

Laporan itu menuduh China menggunakan program perangkat lunak berbahaya untuk masuk ke dalam jaringan internal Vatikan.

"Riset kami temukan kampanye mencurigakan didukung negara China yang menarget pejabat-pejabat Gereja Katholik kelas tinggi sebelum pembaruan perjanjian China-Vatikan pada September 2020 mendatang," tulis para analis dari Recorded Future di laporannya.

Baca Juga: Covid-19 Belum Beres Ditangani, Peneliti di China Justru Temukan Virus Flu Babi Jenis Baru, Dikhawatirkan Bisa Jadi Pandemi

Bagian dari rencana komunisme

Menarget Vatikan rupanya disebutkan sebagai langkah China untuk bisa mengatur gereja Katholik yang ada di China.

Perlu diketahui pemimpin gereja Katholik yang ada di China tidak disetujui oleh lembaga negara China Patriotic Association.

Status gereja-gereja itu dan pertanyaan mengenai siapa yang memiliki kuasa untuk menunjuk pemimpinnya adalah pusat negosiasi antara China dan Vatikan.

China sendiri juga memperhatikan detail opini gereja tersebut terkait protes pro-demokrasi di Hong Kong.

Baca Juga: Babak Belur! Amerika Serikat Diambang Keterpurukan Setelah Dihajar Corona, Demo Rusuh Seantero Negeri Sampai 'Perang Dingin' dengan China

Juru bicara Vatikan menolak untuk berkomentar.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri China tidak segera merespon permintaan berkomentar.

Namun dari New York Times yang pertama kali kabarkan berita ini, mengatakan jika pejabat China menyangkal berita itu dan menuduh itu sebagai "spekulasi tanpa dasar".