Berbagi Cerita Tantangan Brand Kecantikan untuk Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

By Cerysa Nur Insani, Jumat, 10 Juli 2020 | 14:40 WIB
Berbagi Cerita Tantangan Brand Kecantikan untuk Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19 (www.freepik.com)

Stylo.ID - Berbagai jenis usaha tak dapat terhindar dari dampak akibat pandemi Covid-19.

Tak terkecuali bisnis brand kecantikan yang mungkin selama ini menjadi salah satu brand favoritmu, Stylovers.

Meski trennya cukup tinggi, produk dari brand kecantikan masih belum dianggap sebagai kebutuhan dasar bagi sebagian besar masyarakat.

Oleh sebab itulah brand kecantikan harus menjadi salah satu yang terkena dampak dari pandemi Covid-19 di saat kemampuan belanja masyarakat sempat menurun.

Namun, setiap brand kecantikan pastinya memiliki pengalaman berbeda dalam menghadapi pandemi ini.

Kali ini ada tiga manager dari tiga brand produk kecantikan berbeda di Indonesia yang #BerbagiCerita mereka dalam mempertahankan kehadirannya bagi konsumen di masa pandemi Covid-19.

Ketiga brand kecantikan yang bisa kita simak kisahnya ini adalah FOREO Sweden brand alat perawatan kulit berteknologi canggih, de’Reinez salah satu brand skincare lokal, dan Mutouch yang merupakan brand produk perawatan kulit tubuh.

Baca Juga: Berbagi Cerita Para Makeup Artist Untuk Tetap Betahan dan Berkarya di Tengah Pandemi Covid-19

Ini dia cerita tantangan para brand kecantikan dengan jenis produk berbeda ini dalam bertahan di tengah pandemi Covid-19 dan New Normal Beauty.

Antisipasi Jauh Sebelum Pandemi Memasuki Indonesia

Sebagai salah satu brand yang produknya dipasarkan secara multinasional, FOREO Sweden memiliki pengalaman yang cukup menarik saat pandemi mulai terjadi.

Sebelum pandemi memasuki Indonesia, FOREO di Indonesia sudah mulai mempelajari kasus serta langkah yang diambil oleh FOREO di China saat pandemi dimulai di negara tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Desty Ferryan selaku Asia Regional Manager of Digital PR and Content Advertising dari FOREO Sweden.

Desty Ferryan selaku FOREO Sweden Asia Regional Manager of Digital PR and Content Advertising (Dok. Pribadi Desty Ferrian)

Jarak waktu selama sekitar 2 bulan antara mulainya pandemi di China hingga kasus pertama di Indonesia tersebut dimanfaatkan untuk mulai mempelajari respon pasar serta strategi yang harus dilakukan jikalau pandemi mulai memasuki Indonesia.

Benar saja, di awal bulan Maret kasus pertama pun mulai muncul di Indonesia.