Baca Juga: Inspirasi tampil Feminin dari Gisella Anastasia untuk Segala Acara, Yuk Contek!
Lambat laun, ejekan atau perkataan yang dilontarkan lebih parah dan semakin membuatnya sedih. Dari omongan buruk di belakangnya hingga apapun yang dilakukannya pasti dicap salah atau buruk.
“Padahal selama aku berteman dengan siapa pun, aku tidak pernah memandang seseorang karena apanya, dan benar-benar selalu ingin tulus dan tidak dibuat-buat,” ujar Stefani saat bercerita kepada Livi Stylo.
Walau terdengar sepele, faktanya kondisi ini mulai menganggu psikologis Stefani sehingga ia pun takut untuk mulai berteman dengan orang lain. Stefani pun takut memulai percakapan dengan orang lain karena khawatir dibilang sok kenal atau sok gaul.
Makin ke sini, masalah psikologis yang dialami Stefani karena mental bullying tersebut kian membuat ia kesulitan mencintai dirinya sendiri.
“Aku bahkan takut jika aku keluar dari geng tersebut, aku tidak mempunyai teman lagi di tempat kuliah. Aku juga takut ditolak dan dibenci banyak orang karena aku tidak bisa memenuhi standar orang lain dalam bergaul. ,” tambah Stefani kepada Livi Stylo.
Baca Juga: Inspirasi Baju Kantor ala Salmafina Sunan untuk Gaya Modis Tanpa Takut Kelihatan Tua!
Instropeksi Diri Sendiri
Stefani akhirnya sadar bahwa sebaiknya ia memang jangan membandingkan dirinya dengan orang lain, tapi justru membandingkan perkembangan dirinya sendiri secara positif dari dulu hingga sekarang.
Meski bukan dalam waktu singkat, Stefani yang merupakan karyawati swasta ini belajar untuk sembuh dari masalah psikologisnya dan mencoba menyembuhkan diri sendiri tanpa harus merasa putus asa dan menyendiri.
“Fight for your happiness menjadi motto hidup aku. Kebahagiaan diri sendiri adalah yang paling penting untuk kesehatan diri baik fisik maupun mental,” ungkap Stefani.