Stylo.ID - "Fashion tak selalu tentang label. Ini bukan tentang merek. Fashion adalah sesuatu yang muncul dari dalam diri Anda." Kalimat ini adalah kutipan terkenal dari desainer internasional, Ralph Lauren.
Lauren berkata, fashion bukan tentang busananya, tapi apa yang kita rasakan terhadap busana itu.
Memperingati tahun ke-50 berkarya, Ralph Lauren telah banyak menginspirasi para pencinta fashion.
Baca Juga : Itang Yunasz, Desainer Pelopor Modestwear Indonesia yang Diakui Dunia
Begitu menakjubkan bahwa faktanya Lauren berhasil mempertahankan eksistensinya dalam industri fashion selama setengah abad ini.
Kenali lebih dekat sosok fashion icon bernama asli Ralph Rueben Lifschitz yang dihimpun oleh Chia Stylo.ID berikut ini.
#Awalnya Hanya Penjual Dasi
Bekerja sebagai penjual dasi tanpa pelatihan mode formal di umur 20-an awal, Ralph Lauren mendapat pencerahan dalam merancang dasi.
"Saya pergi ke bos saya kala itu, bertanya apa boleh saya merancang dasi, lalu ia berkata 'Ralph, tidak ada yang akan memakainya. Dunia belum siap untuk Ralph Lauren," ceritanya.
Dasi pertama Ralph Lauren yang ia rancang bentuknya lebar, merupakan dasi bergaya Eropa dan flamboyan. Inspirasi dasi tersebut berasal dari artis bernama Douglas Fairbanks Jr.
Baca Juga : Curhatan Desainer Sapto Djojokartiko Tentang Industri Fashion Indonesia
Tahun 1967, ia membuka toko dengan nama Polo Ralph Lauren sebagai merek dagangnya dengan modal awal 50 ribu USD yang ia dapat dari Norman Hilton.
"Kemudian saya merancang kemeja untuk dipadukan dengan dasi. Saya pun merancang setelan blazer dan celana. Saya membuatnya berbeda dan semuanya berkualitas tinggi," ujarnya.
Tahun 2001, butik yang dimiliki Lauren mencapai 35 cabang yang tersebar di beberapa wilayah di Amerika Serikat. Hingga kini, perusahaannya bernilai lebih dari 10 milyar USD.
Baca Juga : Cerita Sapto Djojokartiko Tentang Merancang Pakaian Ready to Wear
#Sempat Bangkrut dan Jatuh Sakit
Tahun 1971 di Beverly Hills California, Ralph Lauren meluncurkan baju Polo yang dibuat khusus untuk wanita,
Tahun 1972, perusahaannya nyaris bangkrut karena kesulitan mengelola keuangan, hingga ia menginvestasikan 100 USD agar perusahaannya tetap bertahan.
Di tahun yang sama pun, ia merilis Polo Shirt yang terkenal dalam 24 warna.
Ralph Lauren juga sempat divonis menderita tumor otak jinak, namun akhirnya sembuh setelah melakukan operasi pada bulan April 1987.
Lauren kemudian resmi mencabut kata Polo dari nama merek dagangnya pada tahun 2011, untuk membedakan diri dari kemeja polo yang kini telah jadi pakaian pria secara umum dan mulai diproduksi dari berbagai brand lain.
#Kebanggaan Amerika
Bagi banyak orang, desain Lauren melambangkan gaya hidup Amerika, begitupun sebaliknya.
"Ketika saya memulai, semua orang di dunia mode tampaknya melihat ke kiblat fashion Eropa. Namun saya, selalu terinspirasi oleh Amerika," ujarnya dikutip dari laman glamour.com.
"Saya menyukai gaya preppy ala East Coast, jeans ala koboi, seni budaya Amerika, keglamoran Hollywood, dan kekayaan budaya dari karya tangan penduduk asli Amerika," lanjutnya lagi.
Pada tahun 1993, Lauren mengenalkan lini busana Polo Sportnya dengan sweater berlogo bendera Amerika.
Busananya pun dipakai oleh supermodel Cindy Crawford pada sampul majalah Elle tahun 1994, yang menjadikan namanya dikenal banyak orang.
Ia selalu konsisten menjadikan Amerika sebagai ide pokok rancangannya. Bahkan pada koleksinya untuk musim semi 2018 pun, ia memakai rentang warna merah, hitam dan biru khas Amerika.
Baca Juga : Yelly Lumentu, Desainer Pecinta Seni yang Meredefinisi Monokrom
"Saya tidak pernah mendesain untuk mempromosikan pesan politik. Saya bangga sebagai orang Amerika dan desainer Amerika. Meski beberapa hal telah berubah pada dunia fashion, rasanya passion yang ada di dalam diri desainer tidak pernah berubah," tegasnya.
Stylovers, nggak heran ya sosok Ralph Lauren begitu diidolakan banyak orang.
Perjalanannya sebagai seorang desainer dan businessman yang nggak mulus, selalu menginspirasi orang sekitarnya untuk terus berusaha dan mengejar mimpinya.
Satu hal yang akan selalu diingat dari diri Ralph Lauren adalah ia terus menjaga orisinalitasnya dan selalu jadi diri sendiri. (*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR