Stylo Indonesia - Stylovers, saat ini MSG atau Monosodium Glutamate memang menjadi bahan masakan yang selalu digunakan dalam sebuah menu makanan.
Dengan cita rasa yang gurih, makanan yang menggunakan MSG biasanya akan terasa lebih lezat.
Saat ini banyak makanan yang menggunakan MSG dalam proses masakannya, baik makanan ringan hingga makanan berat.
Namun sayangnya banyak beredar mitos yang mengatakan bahwa MSG ini berbahaya.
MSG (Monosodium Glutamate) telah lama menjadi bahan perdebatan dalam dunia kesehatan. Ada banyak mitos tentang MSG yang telah beredar, tetapi sebagian besar sudah dibantah oleh penelitian ilmiah.
Berikut adalah penjelasan tentang mitos dan fakta terkait MSG
Mitos: MSG Menyebabkan Alergi
Fakta :
MSG tidak menyebabkan alergi. Namun, beberapa orang yang sangat sensitif terhadap MSG dapat mengalami reaksi sementara, seperti sakit kepala, sensasi panas pada tubuh hingga raasa haus berlebih.
Catatan : Gejala ini biasanya muncul pada konsumsi MSG dalam jumlah yang sangat besar (di atas 3 gram), yang jarang terjadi dalam konsumsi sehari-hari.
Mitos: MSG Adalah Bahan Kimia Berbahaya
Fakta:
MSG adalah bentuk garam dari asam glutamat, yang secara alami ada dalam banyak makanan seperti tomat, keju, jamur, daging, dan kacang-kacangan.
Baca Juga: Tren Cincin Pernikahan 2024, Ada yang Terbuat dari MSG!
MSG adalah zat tambahan makanan yang aman, seperti yang dinyatakan oleh FDA, WHO, dan EFSA.
Mitos: MSG Tidak Lebih Baik dari Garam
Fakta:
MSG mengandung lebih sedikit sodium dibandingkan garam biasa: 1 gram MSG memiliki sekitar 120 mg sodium, sedangkan 1 gram garam dapur (sodium klorida) mengandung sekitar 390 mg sodium.
Menggunakan MSG dapat membantu mengurangi asupan sodium secara keseluruhan.
Kesimpulan: Mitos atau Fakta?
Mitos: MSG berbahaya untuk kesehatan secara umum.
Fakta: MSG aman dikonsumsi dalam jumlah wajar, berdasarkan penelitian ilmiah dan persetujuan badan kesehatan global seperti WHO dan FDA.
Tips Aman Menggunakan MSG
Gunakan dengan Moderasi: Sama seperti garam dan gula, konsumsi MSG berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan rasa atau efek sementara.
Perhatikan Sensitivitas: Jika merasa sensitif terhadap MSG, batasi konsumsi dan perhatikan efek setelah makan makanan yang mengandung MSG.
Pilih Makanan Seimbang: Gunakan MSG untuk melengkapi rasa, tetapi tetap fokus pada makanan sehat dan alami.
MSG adalah bahan tambahan yang aman dan dapat meningkatkan cita rasa makanan jika digunakan dengan bijak.
Keamanan MSG Menurut Otoritas Kesehatan
Badan kesehatan seperti WHO, FAO, dan FDA menyatakan bahwa MSG aman untuk digunakan sebagai aditif makanan.
MSG telah diberi status Generally Recognized As Safe (GRAS) oleh FDA.
MSG Aman
MSG dikatakan aman jika digunakan dengan bijak, MSG aman untuk kesehatan dan dapat membantu mengurangi asupan sodium dibandingkan dengan penggunaan garam.
Cari Informasi Tentang Edukasi MSG
Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI) - yang beranggotakan PT Ajinomoto Indonesia, PT Ajinex International, PT Sasa Inti, PT Daesang Ingredients Indonesia, bersama dengan Gerakan Fermentasi Nusantara dan PT Sasa Inti melakukan edukasi penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) dalam makanan.
Acara ini menghadirkan narasumber pakar kimia kuliner, Irvan Kartawiria dan Harry Nazarudin yang dikenal sebagai Duo Kimiasutra untuk mengulik lebih dalam makna kata “Lezat” dengan mengajak peserta untuk melakukan eksperimen rasa dan memahami bagaimana proses “melezatkan” bisa terjadi.
Turut hadir memberikan edukasi kepada peserta, Dr Dase Hunaefi dari Institute Pertanian Bogor (IPB) mengenai sensori atau citarasa dalam sudut pandang sains.
“Kegiatan edukasi ini bertujuan untuk meluruskan anggapan negatif mengenai MSG. Masyarakat membutuhkan informasi yang benar tentang MSG yang tidak hanya dapat membantu mengurangi ketakutan dan mispersepsi yang beredar, tetapi juga memastikan bahwa konsumen membuat keputusan yang lebih informatif dan berdasarkan fakta. MSG adalah produk fermentasi dari tetes tebu menggunakan mikroorganisme, kemudian dilanjutkan dengan proses isolasi dan purifikasi, dan hasilnya adalah MSG dengan kemurnian lebih dari 99%.”, ujar Satria Gentur Pinandita - Ketua Bidang Komunikasi Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI) .
Aman Menurut Peraturan Kementerian Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 33 Tahun 2012 mengatur tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP), dengan penggunaan yang rasional, MSG termasuk bahan yang aman digunakan dalam bahan pangan.
“Edukasi ini yang kami sampaikan kepada para pelaku industri kuliner dan masyarakat untuk menelaah mitos dan persepsi yang ada di masyarakat mengenai MSG dalam masakan,” kata Harry.
Irvan dan Harry menjelaskan bahwa rasa adalah memori, serta bagaimana sebenarnya MSG sama seperti penggunaan mentega dalam kuliner barat, sebagai penguat rasa yang akan bekerja optimum dalam dosis tertentu.
Masyarakat mengenal glutamat sebagai bahan dari penyedap rasa dalam MSG (Monosodium Glutamate). Glutamate alami bisa ditemukan di banyak bahan makanan, seperti, kecap, terasi, rumput laut, tebu, jengkol dan beberapa sayuran tertentu seperti tomat, jamur dan lainnya. Bahkan zat ini terdapat secara alami pada tubuh manusia, seperti Air Susu Ibu (ASI).
“Monosodium Glutamat adalah penguat rasa yang memiliki kandungan sodium 30% lebih rendah dari garam dan bisa mengurangi pemakaian garam dan gula dalam resep untuk mencapai citarasa yang lebih lezat dan sehat”, tambah Irvan.
Shiv Shagal, CEO PT Sasa Inti dalam sambutannya pada acara tersebut mengatakan,” Kami berharap, acara ini tidak hanya memberikan informasi baru, tetapi juga menjadi langkah awal untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang MSG. Mari kita bersama-sama menjadikan “lezat” bukan hanya sebuah pengalaman, tetapi juga sebuah pengetahuan yang dapat kita bagi kepada masyarakat luas.”
Kesimpulan
MSG bukan bahan kimia berbahaya. Ini adalah aditif makanan yang aman jika digunakan dalam jumlah moderat, sebagaimana direkomendasikan oleh badan kesehatan global. Label "berbahaya" biasanya berasal dari mitos atau informasi yang tidak akurat, bukan dari bukti ilmiah.
(*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Rekomendasi Produk Perawatan Rambut dan Alat Rambut dengan Desain Apik Sekaligus Menyenangkan
KOMENTAR