Baca Juga: Manfaat Toner Sebelum Menggunakan Rangkaian Skincare, Jangan Sampai Terlewat!
3. Menimbulkan Ketergantungan pada Bahan Aktif
Fast beauty sering kali mempromosikan produk-produk dengan bahan aktif baru yang sedang populer, seperti retinol, vitamin C, atau AHA/BHA.
Sering kali, produk-produk ini dijanjikan untuk memberikan hasil yang cepat, sehingga banyak orang ingin menggunakannya setiap hari.
Namun, bahan aktif tertentu, terutama yang bersifat eksfoliatif, jika digunakan terlalu sering dapat membuat kulit bergantung dan lebih rentan terhadap iritasi. Ini membuat kulit membutuhkan lebih banyak produk untuk menjaga tampilan sehatnya, menciptakan siklus ketergantungan.
4. Menguras Keuangan dengan Belanja yang Tidak Perlu
Salah satu dampak yang paling terasa dari fast beauty adalah keinginan belanja skincare yang tak terkontrol.
Produk-produk baru sering kali dirilis dengan harga yang bervariasi, dan karena mengikuti tren, kita seringkali tidak sadar sudah menghabiskan banyak uang untuk produk yang belum tentu cocok atau bermanfaat bagi kulit.
Fast beauty mendorong siklus konsumsi yang cepat, di mana banyak orang merasa perlu membeli produk baru hanya karena produk tersebut sedang viral, bukan karena benar-benar dibutuhkan.
Baca Juga: Banyak Terkandung dalam Body Care, Apakah AHA Bisa Memutihkan Kulit?
5. Mengganggu Rutinitas Skincare yang Stabil
Rutinitas skincare yang konsisten dan stabil adalah kunci untuk kulit yang sehat. Ketika seseorang terus-menerus mengganti produk skincare karena mengikuti tren, kulit mungkin tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk beradaptasi.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Syahrini Lebih Pilih Pamer Tas dan Tutupi Wajah Bayinya Saat Foto keluarga, Ternyata Segini Harganya?
KOMENTAR